JAKARTA - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Nusa Tenggara Barat
(NTB) merencanakan akan memasang 1000 papan nama NU di NTB. Gagasan ini
didasarkan atas melemahnya identitas NU di provinsi beribu kota Mataram
ini.
Ketua PWNU NTB TGH A Taqiuddin Mansur mengatakan, di NTB jamaah NU terhitung mayoritas. Namun, karena tidak didukung penyematan simbol-simbol NU, Nahdliyin di wilayah ini tak terlihat menonjol.
“Kita sebetulnya punya tradisi ke-NU-an yang sangat kuat. Tapi kelemahannya, tidak punya identitas,” ujarnya.
Taqiuddin memaparkan, tak diragukan NTB termasuk daerah bagi basis umat Islam Sunni. Meski tak semuannya NU, paham keagamaan penduduk Islam di sana adalah Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja).
“Kami ingin meng-idhhar-kan (menampilkan) identitas NU di NTB. Politik identitas itu penting,” jelasnya.
PWNU NTB juga sedang berjuang mendirikan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Mataram. Proses administrasi pada tahap hampir rampung. Taqiuddin berharap, 2013 ini UNU Mataram sudah dapat menerima mahasiswa baru.
Ketua PWNU NTB TGH A Taqiuddin Mansur mengatakan, di NTB jamaah NU terhitung mayoritas. Namun, karena tidak didukung penyematan simbol-simbol NU, Nahdliyin di wilayah ini tak terlihat menonjol.
“Kita sebetulnya punya tradisi ke-NU-an yang sangat kuat. Tapi kelemahannya, tidak punya identitas,” ujarnya.
Taqiuddin memaparkan, tak diragukan NTB termasuk daerah bagi basis umat Islam Sunni. Meski tak semuannya NU, paham keagamaan penduduk Islam di sana adalah Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja).
“Kami ingin meng-idhhar-kan (menampilkan) identitas NU di NTB. Politik identitas itu penting,” jelasnya.
PWNU NTB juga sedang berjuang mendirikan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Mataram. Proses administrasi pada tahap hampir rampung. Taqiuddin berharap, 2013 ini UNU Mataram sudah dapat menerima mahasiswa baru.
Sumber : NU Online
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah