MAKASSAR - H Afifuddin Harisah, Lc, M. berhasil mempertahankan disertasinya
bertajuk "Pluralisme dalam Perspektif Pesantren di Sulawesi Selatan dan
Peranannya dalam Mencengah Radikalisme Agama" di UIN Alauddin Makassar,
Kamis (16/5) kemarin.
Aktifis senior IPNU Makassar dan salah satu pengurus NU Kabupaten Bone adalah putra dari Anregurutta HM. Harisah AS yang juga salah satu Syuriah PWNU Sulsel dan Pemimpin PP Annahdlah UP yang saat ini dirawat intensif di RS Wahidin Makassar.
Dalam promosi doktornya tampak hadir Ketua STAIN Bone, Wakil Dekan I Fak. Sastra UNHAS, Pengurus Cabang NU Kab. Bone, Ketua Umum PP IPNU Khairul Anam HS, Ketua Ikatan Alumni Pesantren Annahdlah (IAPAN) Dr. Firdaus Muhammad, dan Ketua IPNU Sulsel rekan Muh. Ramli.
Dalam paparannya, menurut Afifuddin paham pluralisme yang dimaksud dalam disertasinya adalah perbedaan merupakan sebuah keniscayaan yang mestinya diterima dan dihayati, sehingga dengan adanya pengakuaan perbedaan ini niscaya paham radikalisme tentu tidak akan ada. Hematnya, pluralisme menjadi obat dan pesantren sebagai rumah sakit dari mewabahnya paham radikalisme agama.
Hal ini dilatarbelakangi, akhir-akhir ini pesantren distigma sebagai saran dedengkot teroris dan cikal bakal tumbuhnya paham radikalisme pemahaman agama.
Ada tiga pesantren sebagai sampel penelitian yakni pesantren As’adiyah Sengkang, Pesantren Darul Istiqomah Maccopa, dan Pesantren Modern Tarbiyah Takalar. Ketiga pesantren ini, menurutnya setelah mengadakan penelitian, tak ada satupun pesantren yang mengusung dan mendukung ide-ide paham radikalisme agama.
Setelah melalui proses panjang, akhirnya tim penguji dan promotor memberikan aprsesiasi dengan prestasi cumlaude dan menyarankan disertasi ini segera dipublish serta cakupannya jangan hanya di Sulawesi selatan, tapi seluruh wilayah di Indonesia.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Andy Muhammad Idris
Aktifis senior IPNU Makassar dan salah satu pengurus NU Kabupaten Bone adalah putra dari Anregurutta HM. Harisah AS yang juga salah satu Syuriah PWNU Sulsel dan Pemimpin PP Annahdlah UP yang saat ini dirawat intensif di RS Wahidin Makassar.
Dalam promosi doktornya tampak hadir Ketua STAIN Bone, Wakil Dekan I Fak. Sastra UNHAS, Pengurus Cabang NU Kab. Bone, Ketua Umum PP IPNU Khairul Anam HS, Ketua Ikatan Alumni Pesantren Annahdlah (IAPAN) Dr. Firdaus Muhammad, dan Ketua IPNU Sulsel rekan Muh. Ramli.
Dalam paparannya, menurut Afifuddin paham pluralisme yang dimaksud dalam disertasinya adalah perbedaan merupakan sebuah keniscayaan yang mestinya diterima dan dihayati, sehingga dengan adanya pengakuaan perbedaan ini niscaya paham radikalisme tentu tidak akan ada. Hematnya, pluralisme menjadi obat dan pesantren sebagai rumah sakit dari mewabahnya paham radikalisme agama.
Hal ini dilatarbelakangi, akhir-akhir ini pesantren distigma sebagai saran dedengkot teroris dan cikal bakal tumbuhnya paham radikalisme pemahaman agama.
Ada tiga pesantren sebagai sampel penelitian yakni pesantren As’adiyah Sengkang, Pesantren Darul Istiqomah Maccopa, dan Pesantren Modern Tarbiyah Takalar. Ketiga pesantren ini, menurutnya setelah mengadakan penelitian, tak ada satupun pesantren yang mengusung dan mendukung ide-ide paham radikalisme agama.
Setelah melalui proses panjang, akhirnya tim penguji dan promotor memberikan aprsesiasi dengan prestasi cumlaude dan menyarankan disertasi ini segera dipublish serta cakupannya jangan hanya di Sulawesi selatan, tapi seluruh wilayah di Indonesia.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Andy Muhammad Idris
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah