Menurut Aktivis Muda NU, Syamsul Arifin, wacana untuk mengusung sejumlah guru besar ini muncul dari cabang-cabang NU di berbagai daerah. "Munculnya nama-nama para guru besar di sejumlah PT ini wacana dari cabang-cabang NU. Yang muncul ini memang mereka yang memiliki hubungan serta kultur Nahdliyin yang cukup kuat," kata Syamsul, Rabu (8/5/2013).
Dia melanjutkan, keinginan itu belajar dari era kepemimpinan KH Ali Maschan Moesa. Dosen Institut Agama Islam (IAIN) Sunan Ampel tersebut dinilai berhasil dalam mengembangkan NU, baik secara jam'iyah (organisasi) dan jemaah (massa).
Meski demikian untuk menjadi Ketua PWNU mendatang ada kreteria-kreteria khusus, di antaranya mampu membaca kitab-kitab kuning (salaf). "Paling tidak mereka bisa membaca kitab kuning, bisa menjadi nara sumber sebuah seminar, bicara soal kebangsaan dan memiliki manajemen yang mumpuni," paparnya.
Dia menjelaskan, enam nama besar yang muncul sebagai kandidat adalah Ali Aziz dari IAIN Sunan Ampel Surabaya, Ridwan Nasir mantan Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya, Kacung Maridjan dari Unair Surabaya, dan Ali Haidar ketua Yayasan Unsuri Surabaya.
Tokoh-tokoh lain juga muncul seperti KH Husnul Khuluq Ketua PCNU Kabupaten Gresik, KH Abdurrahman Syamsul Arifin atau Gus Aab (Jember), KH Abdurrahman Usman (Jombang), KH Hasan Mutawakkil Alallah Ketua PWNU Jawa Timur incumbent asal Probolinggo dan KH Saiful Chalim (Ketua NU Surabaya yangs ekaligus cucu KH Ridlwan Abdullah - penggambar lambang NU).
Konferwil NU Jawa Timur rencananya akan digelar di Ponpes Bumi Sholawat, Tulangangan, Sidoarjo, pada 31 Mei 2013. Konferwil akan memilih ketua Tanfidziyah PWNU dan Rois Syuriah priode 2013-2018.
Sumber: surabaya.okezone.com/M.Khozin
ada lagi, KH Saiful Chalim, ketua NU Sby yg sekaligus cucu KH Ridlwan Abdullah, penggambar lambang NU
ReplyDeleteTerima kasih ustadz atas pemberitahuan tambahannya.
Delete