SUMENEP - Lembaga-lembaga pendidikan NU, terutama pesantren, harus bisa menyikapi
keadaan dengan menyesuaikan kebutuhan zaman. Di antaranya adalah
menyerap teknologi dan ilmu pengetahuan.
Ketua Pengurus Cabang Rabithah Ma’ahid Islmiyah (RMI) NU Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Abd Wasit mengatakan, sekalipun NU dikatakan organisasi tradisional, warga dan lembaga pendidikannya harus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Ia mengatakan hal itu pada “Pelatihan Sistem Otomasi Komputer Perpustakaan” di aula Asy-Syarqawi Guluk-Guluk. Kegiatan tersebut digelar PC RMI NU Kabupaten Sumenep bersama Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk, pada Ahad (12/5).
Pelatihan sehari yang diikuti pengurus perpustakaan tersebut, kata mantan Wakil Ketua PW IPNU Jawa Timur tersebut, bukti konkret warga NU tidak gagap teknologi.
Sementara Ketua Pengurus Pondok Pesantren Annuqayah KH. Hanif Hasan, dalam sambutannya mengutip kaidah ushul fiqh. Ia mengatakan dengan tamsil, kalau belajar adalah sebuah kewajiban, maka belajar sistem penunjang terlaksananya kewajiban, juga termasuk wajib.
Ia menekankan, keberadaan perpustakaan di dalam lembaga pendidikan adalah sebuah keharusan, “Perpustakaan perlu digalakkan karena di sanalah siswa memperluas cakrawala pengetahuan," katanya.
Di era komputer saat ini belajar bisa semakin efektif, termasuk sistem pengelolaan perpustakaan. Dosen Institut Ilmu Keislaman Annuqayah tersebut berharap, peserta pelatihan nantinya bisa menindaklanjuti ilmu yang diperoleh dari pelatihan.
"Kelemahan kita kadang-kadang masih kurang menindaklanjuti apa yang diperoleh. Ini sebuah jihad. Sampaikan pesan Islam melalui perpustakaan," imabunya.
Pada pembukaan, hadir Wakil Ketua PP RMI Dr. H. Agus Zainal Arifin, Ketua PCNU Sumenep H. A. Pandji Taufiq, Ketua Pelaksana Pengurus Pondok Pesantren Annuqayah K. Ainul Yaqin, Ketua Yayasan Annuqayah H. Taufiqurrahman dan kepala-kepala sekolah dilingkungan Annuqayah dan NU Sumenep.
Redaktur : Abdullah Alawi
Kontributor : M. Kamil Akhyari
Ketua Pengurus Cabang Rabithah Ma’ahid Islmiyah (RMI) NU Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Abd Wasit mengatakan, sekalipun NU dikatakan organisasi tradisional, warga dan lembaga pendidikannya harus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Ia mengatakan hal itu pada “Pelatihan Sistem Otomasi Komputer Perpustakaan” di aula Asy-Syarqawi Guluk-Guluk. Kegiatan tersebut digelar PC RMI NU Kabupaten Sumenep bersama Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk, pada Ahad (12/5).
Pelatihan sehari yang diikuti pengurus perpustakaan tersebut, kata mantan Wakil Ketua PW IPNU Jawa Timur tersebut, bukti konkret warga NU tidak gagap teknologi.
Sementara Ketua Pengurus Pondok Pesantren Annuqayah KH. Hanif Hasan, dalam sambutannya mengutip kaidah ushul fiqh. Ia mengatakan dengan tamsil, kalau belajar adalah sebuah kewajiban, maka belajar sistem penunjang terlaksananya kewajiban, juga termasuk wajib.
Ia menekankan, keberadaan perpustakaan di dalam lembaga pendidikan adalah sebuah keharusan, “Perpustakaan perlu digalakkan karena di sanalah siswa memperluas cakrawala pengetahuan," katanya.
Di era komputer saat ini belajar bisa semakin efektif, termasuk sistem pengelolaan perpustakaan. Dosen Institut Ilmu Keislaman Annuqayah tersebut berharap, peserta pelatihan nantinya bisa menindaklanjuti ilmu yang diperoleh dari pelatihan.
"Kelemahan kita kadang-kadang masih kurang menindaklanjuti apa yang diperoleh. Ini sebuah jihad. Sampaikan pesan Islam melalui perpustakaan," imabunya.
Pada pembukaan, hadir Wakil Ketua PP RMI Dr. H. Agus Zainal Arifin, Ketua PCNU Sumenep H. A. Pandji Taufiq, Ketua Pelaksana Pengurus Pondok Pesantren Annuqayah K. Ainul Yaqin, Ketua Yayasan Annuqayah H. Taufiqurrahman dan kepala-kepala sekolah dilingkungan Annuqayah dan NU Sumenep.
Redaktur : Abdullah Alawi
Kontributor : M. Kamil Akhyari
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah