CIREBON - Bertempat di gedung Diklat Korpri (Ex Asrama Haji) Jln. Cipto Mangun
Kusumo No. 288 Cirebon. PP LTMNU menyelenggarakan Diklat Muharrik Masjid
se Jawa Barat dan Banten.
Hadir pada kesempatan tersebut KH Asep dari PBNU, KH Abdul Manan Gani
dan jajarannya dari PP LTMNU, dan KH Eman Suryaman dari PWNU Jawa
Barat.
Acara tersebut diikuti oleh utusan dari PC LTMNU se Jawa Barat dan Banten berlangsung selama 3 dari tanggal 17-19 Mei 2013.
Para peserta sangat antusias mengikuti acara dari awal hingga akhir, disetiap sesi acara selalu diwarnai dengan diskusi-diskusi yang berbobot. Salah satu materi yang didiskusikan adalah bagaimana pengertian dan Tupoksi Muharrik masjid.
Para peserta sangat antusias mengikuti acara dari awal hingga akhir, disetiap sesi acara selalu diwarnai dengan diskusi-diskusi yang berbobot. Salah satu materi yang didiskusikan adalah bagaimana pengertian dan Tupoksi Muharrik masjid.
Dalam diskusi tersebut dapat disimpulkan bahwa muharrik masjid adalah
seseorang yang memiliki fungsi menggerakkan masjid, jadi posisi
muharrik masjid sangat strategis berada dibawah jalur komando pengurus
LTMNU yang bisa juga disebut sebagai manager, apabila dibaratkan sebuah
perusahaan fungsi manager adalah sebagai penggerak yang menggerakan
seluruh komponen yang ada dibawahnya untuk memajukan dan mengembangkan
perusahaannya. Jadi maju mundurnya perusahaan tergantung pada kemampuan
managernya dalam mengelola perusahaan, demikian juga di masjid.
Salah satu peran penting dari fungsi muharrik masjid adalah harus
memiliki kemampuan dalam menjaga dan memelihara aset-aset masjid
Nahdliyyin, aset masjid Nahdliyin tidak hanya aset yang berbentuk fisik
seperti bangunan masjid dan kekayaan lainnya tetapi juga jamaah
Nahdliyin. Tradisi Nahdliyin itu adalah asset yang sangat berharga.
Untuk itu muharrik masjid sangat dibutuhkan untuk membentengi,
memelihara dan menjaga aset-aset masjid agar tidak lepas ke tangan
pihak-pihak yang ingin mengambil alih salah satu contohnya adalah mereka
yang menamakan dirinya Islam Transnasional yang berfaham Salafi Wahabi.
Mereka gencar melakukan gerakan perebutan masjid dan pembid`ahan
amaliyah Nahdliyin, sehingga fungsi muharrik masjid pun harus memiliki
kemampuan untuk merebut kembali masjid-masjid yang direbut pihak Islam
transnasional tersebut.
Pelaksanaan Diklat tersebut diharapkan memunculkan muharik-muharik baru yang mampu berperan aktif, berperan sebagai bentengnya masjid Nahdliyyin dan mampu memakmurkan jama`ahnya.
Pelaksanaan Diklat tersebut diharapkan memunculkan muharik-muharik baru yang mampu berperan aktif, berperan sebagai bentengnya masjid Nahdliyyin dan mampu memakmurkan jama`ahnya.
Kegiatan Diklat muharrik masjid tersebut terasa lengkap karena
diselingi dengan ziarah kubur ke Makam Sunan Gunungjati Cirebon. Seluruh
peserta sangat bersemangat mengikuti acara ziarah tersebut, di lokasi
Makbaroh Sunan Gunungjati Cirebon dengan dipimpin oleh KH Abdul Manan
Gani selaku Ketua PP LTMNU, seluruh muharrik masjid mengikrarkan diri
"siap mengemban amanah sebagai muharrik masjid dan siap melaksanakan
pesan Sunan Gunungjati yang berbunyi Ingsun Titip Tajug Lan Fakir
Miskin."
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Edi Wasdi
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Edi Wasdi
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah