JAKARTA - Ritual Istighotsah ternyata tak hanya diminati warga Nahdlatul Ulama.
Beberapa kalangan yang dinilai kurang akrab dengan kegiatan agama pun
melakukan aktivitas dzikir dan doa yang berisi pembacaan sejumlah ayat
al-Qur’an, shalawat, tashbih, tahlil, dan asma’ul husna, itu.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Pengurus Pusat Lembaga Dakwah
Nahdlatul Ulama (LDNU) KH Ibrahim Karim dalam acara Istighotsah dan
Pengajian Bulanan LDNU yang digelar di Masjid an-Nahdlah di lantai dasar
gedung PBNU, Jakarta, Rabu (26/6) malam.
”Menjelang UN (Ujian Nasional) kemarin, sekolah-sekolah negeri—bukan
sekolah Islam—banyak sekali yang menyelenggarakan istighotsah. Malah
saya pernah saksikan karyawan mau demo, istighotsah dulu. Ini
menunjukkan bahwa Ahlussunnah wal Jamaah diterima masyarakat luas,”
katanya.
Seperti diwartakan NU Online menjelang UN beberapa waktu
lalu, sejumlah sekolah tingkat menengah pertama dan atas non-agama, baik
yang berstatus swasta maupun negeri, menggelar istighotsah dan
mujahadah di beberapa daerah, seperti Wonosobo, Probolinggo, Jepara, dan
Wonosobo.
Istighotsah dan Pengajian Bulanan LDNU diikuti ratusan Nahdliyin
selama kurang lebih tiga jam. Selain istighotsah dan pengajian, kegiatan
rutin ini juga diisi kajian kitab kuning seputar Ahlussunnah wal
Jamaah.
Dalam kajian kitab kuning, LDNU mengingatkan jamaah untuk teguh dalam
meyakini sekaligus tidak mudah memberikan vonis sesat kepada kelompok
lain. Sikap ini dinilai menjadi karakter dasar keberagamaan Ashlussunnah
wal Jamaah.
”Kalaupun ada perbedaan tidak sampai mengkafirkan. La yukaffiru ba’dluhu ba’dlan,” kata narasumber kajian KH Misbahul Munir, yang juga pengurus LDNU.
Penulis: Mahbib Khoiron
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah