DEMAK - Dalam menentukan pilihan untuk kelanjutan pendidikan anak, sebagai orang
tua seharusnya dapat memilihkan dengan arif dan bijaksana.
Kelangsungsan perilaku anak adalah hal utama dalam kehidupan mereka,
karenanya membentuk perilaku dan jiwa agamis dalam karakter anak adalah
menjadi kebutuhan yang utama.
Demikian disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren API Tegal Rejo Magelang KH Yusuf Khudlori saat memberikan tausiyah pada acara Haflah Akhirussanah di Pesantren Sabilul Huda Kalikondang Demak, Kamis (27/6) malam. Menurut Gus Yus -sapaan akrabnya, mestinya orang tua menjadikan pesantren sebagai tujuan utama dalam mendidik anak, bukan alternatif.
“Pesantren adalah tujuan utama dan bukan alternatif untuk pendidikan anak anak kita. Alhamdulillah sekarang banyak pesantren yang sudah maju hingga perguruan tinggi. Sehingga tak perlu khawatir anak-anak akan ketinggalan zaman kalo masuk pesantren,” tuturnya.
Lebih lanjut, Gus Yus menjelaskan, sistem belajar mengajar yang berlangsung di pesantren menjadikan pola hubungan pendidik dan peserta didik bagaikan bayi yang masih menyusu ibunya. Kedekatan anak didik yang disebut dengan santri menyatu dari hati ke hati dengan para pengajarnya.
"Pendidikan agama bukan hanya sebagai ilmu pengetahuan semata, namun juga pengalaman dan pengamalan. Sehingga perlu contoh nyata, bukan sekedar teori tanpa makna. Dan pendidikan agama yang lengkap dengan contoh dan prakteknya yang menyeluruh hanya ada di Pondok pesantren," tandasnya.
Lebih lanjut Gus Yusuf mengharapkan, pesantren juga harus mampu menggerakkan hasil dari sistem pendidikannya hingga bisa bermanfaat untuk kalangan yang lebih luas.
“Pesantren harus mampu menularkan ilmu yang bermanfaat kepada para santri sehingga mampu menggerakkan masyarakat menuju kemajuan peradaban yang dilandasi dengan ketaqwaan kepada Allah SWT," pungkasnya.
Haflah akhirussanah tersebut selain dihadiri oleh santri dan wali santri juga dihadiri wakil Ketua PCNU Demak H Saronji Dahlan, Ketua MWCNU Demak Kota K. Yatin Choiri dan para tokoh NU di kabupaten Demak lainnnya.
Redaktur : Syaifullah Amin
Kontributor : A.Shiddiq Sugiarto
Demikian disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren API Tegal Rejo Magelang KH Yusuf Khudlori saat memberikan tausiyah pada acara Haflah Akhirussanah di Pesantren Sabilul Huda Kalikondang Demak, Kamis (27/6) malam. Menurut Gus Yus -sapaan akrabnya, mestinya orang tua menjadikan pesantren sebagai tujuan utama dalam mendidik anak, bukan alternatif.
“Pesantren adalah tujuan utama dan bukan alternatif untuk pendidikan anak anak kita. Alhamdulillah sekarang banyak pesantren yang sudah maju hingga perguruan tinggi. Sehingga tak perlu khawatir anak-anak akan ketinggalan zaman kalo masuk pesantren,” tuturnya.
Lebih lanjut, Gus Yus menjelaskan, sistem belajar mengajar yang berlangsung di pesantren menjadikan pola hubungan pendidik dan peserta didik bagaikan bayi yang masih menyusu ibunya. Kedekatan anak didik yang disebut dengan santri menyatu dari hati ke hati dengan para pengajarnya.
"Pendidikan agama bukan hanya sebagai ilmu pengetahuan semata, namun juga pengalaman dan pengamalan. Sehingga perlu contoh nyata, bukan sekedar teori tanpa makna. Dan pendidikan agama yang lengkap dengan contoh dan prakteknya yang menyeluruh hanya ada di Pondok pesantren," tandasnya.
Lebih lanjut Gus Yusuf mengharapkan, pesantren juga harus mampu menggerakkan hasil dari sistem pendidikannya hingga bisa bermanfaat untuk kalangan yang lebih luas.
“Pesantren harus mampu menularkan ilmu yang bermanfaat kepada para santri sehingga mampu menggerakkan masyarakat menuju kemajuan peradaban yang dilandasi dengan ketaqwaan kepada Allah SWT," pungkasnya.
Haflah akhirussanah tersebut selain dihadiri oleh santri dan wali santri juga dihadiri wakil Ketua PCNU Demak H Saronji Dahlan, Ketua MWCNU Demak Kota K. Yatin Choiri dan para tokoh NU di kabupaten Demak lainnnya.
Redaktur : Syaifullah Amin
Kontributor : A.Shiddiq Sugiarto
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah