KHARTOUM - Acara penyambutan datangnya bulan suci Ramadhan yang diselenggarakan
oleh Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Cabang Istimewa Sudan juga
semarak.
Kegiatan bertajuk “Tarhib Ramadhan”ini berlangsung di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Sudan, Jum’at (28/6) lalu.
Acara yang dihadiri oleh semua elemen warga negara Indonesia (WNI) di Sudan ini bekerjasama dengan Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia (PPMI) di Sudan dan mendapat dukungan langsung dari KBRI Sudan.
Ketua LDNU Sudan, Miftahul Anwar kepada jamaah yang hadir mengingatkan pentingnya persiapan menghadapi Ramadhan baik dhahir maupun batin. Persiapan harus dilakukan jauh-jauh hari sebelum datangnya bulan suci agar umat Islam bisa mencapai kesempurnaan ibadah puasa.
“Para ulama mengatakan persiapan seseorang yang akan menghadapi Ramadhan bahkan dimulai sejak bulan Rajab,” ujarnya.
Ketua PPMI Muhammad Jalaluddin Majdy merespon positif kerja sama kegiatan Tarhib Ramadhan antara Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Sudan.
Sementara Erwin Shidiq, Staf KBRI bagian menjelaskan pentingnya kegiatan yang berhubungan dengan ukhuwah Islamiyah di berbagai belahan dunia.
“Komunitas muslim di dunia harus bertambah kuat dan bersatu, dengan momen Ramadhan ini adalah waktu yang tepat untuk menyegarkan kembali paham keislaman,” imbuhnya.
Di penghujung acara, Abdul Wahab Naf’an sebagai pengisi acara inti, mengenalkan kepada para jamaah tentang asal usul manusia yang telah menerima taklif dari Allah swt. Sebagai makhluk paripurna. Manusia bertugas menjalankan fungsinya menjadi khalifah di bumi yang bertanggungjawab menjalankan misi langit sebagai “rahmatan lil ‘alamin”.
Hal ini sesuai dengan tema acara ini : “Memanfaatkan Ramadhan sebagai Sarana Mengenal Profil Diri untuk Membentuk Karakter yang Berkualitas”. Penceramah yang berasal dari Lamongan ini juga menjelaskan bahwa Ramadhan adalah sarana atau alat yang berguna untuk melatih pribadi muslim menjadi makhluk yang bisa mengemban tugas sebagai khalifah.
Itu berarti orang yang berpuasa harus punya kepribadian yang berakhlakul karimah serta menjalankan semua perintah Allah serta meninggalkan larangan-Nya sebagai manifestasi ke-hambaannya di hadapan Allah SWT.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Muhammad Ridlo Al Bary
Kegiatan bertajuk “Tarhib Ramadhan”ini berlangsung di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Sudan, Jum’at (28/6) lalu.
Acara yang dihadiri oleh semua elemen warga negara Indonesia (WNI) di Sudan ini bekerjasama dengan Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia (PPMI) di Sudan dan mendapat dukungan langsung dari KBRI Sudan.
Ketua LDNU Sudan, Miftahul Anwar kepada jamaah yang hadir mengingatkan pentingnya persiapan menghadapi Ramadhan baik dhahir maupun batin. Persiapan harus dilakukan jauh-jauh hari sebelum datangnya bulan suci agar umat Islam bisa mencapai kesempurnaan ibadah puasa.
“Para ulama mengatakan persiapan seseorang yang akan menghadapi Ramadhan bahkan dimulai sejak bulan Rajab,” ujarnya.
Ketua PPMI Muhammad Jalaluddin Majdy merespon positif kerja sama kegiatan Tarhib Ramadhan antara Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Sudan.
Sementara Erwin Shidiq, Staf KBRI bagian menjelaskan pentingnya kegiatan yang berhubungan dengan ukhuwah Islamiyah di berbagai belahan dunia.
“Komunitas muslim di dunia harus bertambah kuat dan bersatu, dengan momen Ramadhan ini adalah waktu yang tepat untuk menyegarkan kembali paham keislaman,” imbuhnya.
Di penghujung acara, Abdul Wahab Naf’an sebagai pengisi acara inti, mengenalkan kepada para jamaah tentang asal usul manusia yang telah menerima taklif dari Allah swt. Sebagai makhluk paripurna. Manusia bertugas menjalankan fungsinya menjadi khalifah di bumi yang bertanggungjawab menjalankan misi langit sebagai “rahmatan lil ‘alamin”.
Hal ini sesuai dengan tema acara ini : “Memanfaatkan Ramadhan sebagai Sarana Mengenal Profil Diri untuk Membentuk Karakter yang Berkualitas”. Penceramah yang berasal dari Lamongan ini juga menjelaskan bahwa Ramadhan adalah sarana atau alat yang berguna untuk melatih pribadi muslim menjadi makhluk yang bisa mengemban tugas sebagai khalifah.
Itu berarti orang yang berpuasa harus punya kepribadian yang berakhlakul karimah serta menjalankan semua perintah Allah serta meninggalkan larangan-Nya sebagai manifestasi ke-hambaannya di hadapan Allah SWT.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Muhammad Ridlo Al Bary
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah