BANGKALAN - Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi
mengajak para ulama di Madura, Jawa Timur, agar lebih meningkatkan
kewaspadaan akan masuknya terorisme dan aliran Islam garis keras di
wilayah itu.
"Mari kita lebih berhati-hati dengan banyaknya aliran Islam garis keras dan terorisme serta paham-paham keagamaan yang menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya," katanya saat menyampaikan taushiyah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pesarean Syaichona Cholil Bangkalan, Kamis (21/2).
Pada kesempatan itu, Hasyim Muzadi menyatakan, salah satu cara untuk mencegah masuknya paham yang tidak sesuai dengan ajaran Islam itu ialah dengan terus mengintensifkan melakukan pengajian dan bimbingan keaagamaan kepada umat Islam.
Para ulama, juga harus lebih sering melakukan silaturrahim, memantau semua ajaran dan paham baru. Pola silaturrahim yang sangat efektif, menurut KH Hasyim Muzadi ialah dengan sering melakukan kajian ke-Islam-an. "Dakwah islamiyah oleh para ulama NU di Madura ini harus terus ditingkatkan," katanya menambahkan.
Menurut KH Hasyim Muzadi, paham aliran Islam keras, seperti melakukan pengeboman dan perusakan sebenarnya merupakan paham yang menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya.
Sebab, penyebaran ajaran Islam yang disampaikan Nabi Muhammad SAW tidak dengan kekerasan melainkan dengan cara yang baik dan santun.
"Islam tidak menghendaki perusakan, apalagi dengan cara melakukan pengeboman. Justru tuntutan berdakwah di dalam Islam adalah dengan cara yang santun," katanya menjelaskan.
Selain mengingat agar para ulama senantiasa meningkatkan kewaspadaan guna mencegah masuknya paham terorisme di Pulau Garam, Madura itu, Hasyim Muzadi juga meminta agar umat Islam bisa melakukan evaluasi diri serta meningkatkan SDM-nya.
Peningkatan SDM menurut dia sangat penting, mengingat perjuangan dalam menyebarkan dakwah Islamiah di era modern seperti sekarang ini, tidak cukup hanya dengan berceramah.
Globalisasi dan modernisasi menuntut perlunya pola dan strategi baru dalam menyampaikan pesan moral agama.
"Oleh sebab itu, mari sekali lagi kami melakukan perbaikan dan para ulama hendaknya bisa menjadi pelopor dalam hal ini," katanya
"Mari kita lebih berhati-hati dengan banyaknya aliran Islam garis keras dan terorisme serta paham-paham keagamaan yang menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya," katanya saat menyampaikan taushiyah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pesarean Syaichona Cholil Bangkalan, Kamis (21/2).
Pada kesempatan itu, Hasyim Muzadi menyatakan, salah satu cara untuk mencegah masuknya paham yang tidak sesuai dengan ajaran Islam itu ialah dengan terus mengintensifkan melakukan pengajian dan bimbingan keaagamaan kepada umat Islam.
Para ulama, juga harus lebih sering melakukan silaturrahim, memantau semua ajaran dan paham baru. Pola silaturrahim yang sangat efektif, menurut KH Hasyim Muzadi ialah dengan sering melakukan kajian ke-Islam-an. "Dakwah islamiyah oleh para ulama NU di Madura ini harus terus ditingkatkan," katanya menambahkan.
Menurut KH Hasyim Muzadi, paham aliran Islam keras, seperti melakukan pengeboman dan perusakan sebenarnya merupakan paham yang menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya.
Sebab, penyebaran ajaran Islam yang disampaikan Nabi Muhammad SAW tidak dengan kekerasan melainkan dengan cara yang baik dan santun.
"Islam tidak menghendaki perusakan, apalagi dengan cara melakukan pengeboman. Justru tuntutan berdakwah di dalam Islam adalah dengan cara yang santun," katanya menjelaskan.
Selain mengingat agar para ulama senantiasa meningkatkan kewaspadaan guna mencegah masuknya paham terorisme di Pulau Garam, Madura itu, Hasyim Muzadi juga meminta agar umat Islam bisa melakukan evaluasi diri serta meningkatkan SDM-nya.
Peningkatan SDM menurut dia sangat penting, mengingat perjuangan dalam menyebarkan dakwah Islamiah di era modern seperti sekarang ini, tidak cukup hanya dengan berceramah.
Globalisasi dan modernisasi menuntut perlunya pola dan strategi baru dalam menyampaikan pesan moral agama.
"Oleh sebab itu, mari sekali lagi kami melakukan perbaikan dan para ulama hendaknya bisa menjadi pelopor dalam hal ini," katanya
Sumber : NU Online
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah