JAKARTA - Wakil Ketua Umum PBNU Asad Sa‘id Ali mengimbau kepada warga NU untuk
menggunakan cara berpikir NU dan Keindonesiaan. Karena, nalar berpikir
NU bekerja sesuai dengan kepentingan-kepentingan mereka, tetapi juga
kepentingan kebangsaan.
Imbauan itu disampaikan Asad Sa‘id Ali dalam peringatan harlah ke-28
Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Nahdlatul Ulama (Lakpesdam
NU) di kantor PP Lakpesdam NU, Jalan H Ramli Nomor 20A, Tebet, Jakarta
Selatan, Selasa (9/4) siang.
Secara umum, imbauan Asad Sa‘id Ali itu ditujukan kepada warga NU.
Namun, Asad Sa‘id Ali mengarahkan secara spesifik imbauannya kepada para
pemuda NU, warga NU yang bergerak di bidang pemikiran, atau
pengurus-pengurus masjid yang berlatar belakang NU.
“Pada dasarnya pemikiran apapun tidak boleh dibendung. Dan, pemikiran
itu sendiri memang tidak bisa dilarang,” kata Asad Sa‘id Ali di hadapan
sedikitnya 40 hadirin yang turut hadir.
Karenanya, para pemuda dan kalangan intelektual NU, tegas Asad Sa‘id
Ali, perlu mengkaji aneka pemikiran yang menjadi produk kebudayaan
manusia baik masa lampau maupun masa kini. Mulai dari pemikiran manusia
dari Timur hingga Barat, para pemuda NU harus memiliki semangat
penelitian itu.
Sebagai bahan kajian, aneka pemikiran produk kebudayaan itu layak
untuk dikaji. Namun, sebagai landasan sikap, warga NU harus mengacu pada
pemikiran ke-NUan dan keindonesiaan yang diwariskan oleh para kiai NU,
tandas Asad Sa‘id Ali.
Penulis: Alhafiz Kurniawan
Penulis: Alhafiz Kurniawan
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah