KUPANG - Ketua Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Nusa Tenggara Timur (NTT),
Drs. Jamal Ahmad mengatakan, akhir-akhir gerakan kelompok Islam dengan
ideologi yang sangat keras mengembangkan dakwahnya di NTT, bahkan mampu
untuk mengembangkan organisasi formal. PWNU betul-betul cermat dan
melihat perkembangan-perkembangan kelompok ini.
“Saya melihat melalui tulisan yang disampaikan oleh organisasi-organisasi tersebut ada kecenderungan bicara khilafah. Maka perlu kita awasi bersama,” kata Ketua PWNU NTT kepada NU Online di Kupang, Rabu (29/5).
“Dakwah yang mengembangkan khilafah akan bertabrakan dengan nilai -nilai ideologi agama dan ideologi Pancasila. Maka NU menilai dakwah tidak bisa dengan cara khilafah,” katanya.
Menurutnya, Dakwah NU di NTT adalah mengajak orang dengan senyum, bukan dakwah mempertajam perbedaan. Dakwah NU adalah mengajak orang mewujudkan kemaslahatan umat.
Dikatakannya, NU senantiasa menjaga keharmonisan, kedamian dan kerukunan umat beragama dan menjaga hubungan personal antara suku bangsa, ras, golongan dan agama.
Dikatakan Jamal, pihaknya selalu mengikuti perkembangan bagaimana kelompok-kelompok mengembangkan dakwah-dakwah dari setiap masjid ke masjid lain.
“Kita jangan membiarkan persoalan dakwah yang bertentangan dengan keutuhan bangsa ke depan. Kalau kita tidak jaga maka, masa depan generasi akan menjadi gejolak,” katanya.
Ditambahkan, PWNU NTT mengharapkan masyarakat tidak terpancing dengan nilai-nilai baru masuk bahwa mereka lebih benar dengan Islam yang ada sekarang. Jangan agenda luar itu menyebabkan disintegritas.
Mentri Agama Suryadharma Ali, saat berdialog bersama imam masjid se-Kota Kupang beberapa waktu lalu berpesan agar kelompok-kelompok khilafah harus diangkul. NU harus rangkul dan memberikan pemahaman kepada mereka bahwa Islam yang baik dan Islam yang benar seperti apa.
“Jangan lakukan tindakan-tindakan sepihak dalam menghadapi kelompok-kelompok garis keras. Jika memberikan pemahaman yang baik, pasti pemahaman itu diterima oleh kelompok-kelompok tertentu,” kata Suryadharma.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor : Ajhar Jowe
“Saya melihat melalui tulisan yang disampaikan oleh organisasi-organisasi tersebut ada kecenderungan bicara khilafah. Maka perlu kita awasi bersama,” kata Ketua PWNU NTT kepada NU Online di Kupang, Rabu (29/5).
“Dakwah yang mengembangkan khilafah akan bertabrakan dengan nilai -nilai ideologi agama dan ideologi Pancasila. Maka NU menilai dakwah tidak bisa dengan cara khilafah,” katanya.
Menurutnya, Dakwah NU di NTT adalah mengajak orang dengan senyum, bukan dakwah mempertajam perbedaan. Dakwah NU adalah mengajak orang mewujudkan kemaslahatan umat.
Dikatakannya, NU senantiasa menjaga keharmonisan, kedamian dan kerukunan umat beragama dan menjaga hubungan personal antara suku bangsa, ras, golongan dan agama.
Dikatakan Jamal, pihaknya selalu mengikuti perkembangan bagaimana kelompok-kelompok mengembangkan dakwah-dakwah dari setiap masjid ke masjid lain.
“Kita jangan membiarkan persoalan dakwah yang bertentangan dengan keutuhan bangsa ke depan. Kalau kita tidak jaga maka, masa depan generasi akan menjadi gejolak,” katanya.
Ditambahkan, PWNU NTT mengharapkan masyarakat tidak terpancing dengan nilai-nilai baru masuk bahwa mereka lebih benar dengan Islam yang ada sekarang. Jangan agenda luar itu menyebabkan disintegritas.
Mentri Agama Suryadharma Ali, saat berdialog bersama imam masjid se-Kota Kupang beberapa waktu lalu berpesan agar kelompok-kelompok khilafah harus diangkul. NU harus rangkul dan memberikan pemahaman kepada mereka bahwa Islam yang baik dan Islam yang benar seperti apa.
“Jangan lakukan tindakan-tindakan sepihak dalam menghadapi kelompok-kelompok garis keras. Jika memberikan pemahaman yang baik, pasti pemahaman itu diterima oleh kelompok-kelompok tertentu,” kata Suryadharma.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor : Ajhar Jowe
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah