KHORTOUM - Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Sudan mengadakan
kegiatan khusus Untuk mengenang kembali peristiwa Isra’ dan Mi’raj Nabi
Muhammad SAW dengan mengusung tema “Merefleksikan makna shalat dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.”
Kegiatan dilakukan dalam format pengajian Jum’at (30/5) lalu di aula KBRI bersama para warga Negara Indonesia (WNI) yang dihadiri oleh perwakilan KBRI, mahasiswa, para pekerja professional dan non professional yang berada di Sudan yang semuanya hampir mencapai 150 orang.
Ketua Tanfdziyah dalam sambutannya mengharapkan berbagai kegiatan harus terus diselenggarakan oleh PCINU sebagai wahana berkumpul dan bersilaturrahmi yang efektif bagi semua WNI.
“Acara pengajian semacam ini harus terus diselenggarakan walaupun seandainya ada NU maupun tidak, karena di sini kita dapat merasakan nikmatnya bertatap muka dan bersalaturrahmi bersama,” katanya
Penasehat Muslimat NU Sudan Dr. Ade Nailul Huda memulai ceramahnya dengan mengupas kandungan arti dari dalil-dalil isra’ mi’raj yang termaktub dalam Al-Qur’an menurut sejumlah ahli tafsir, kemudian melanjutkannya dengan cerita peristiwa-peristiwa yang mengiringi Isra’ Nabi SAW dari Masjid Al-Haram Mekah sampai ke Masjid AL-Aqso Palestina dan mi’roj Nabi menuju langit ketujuh secara singkat dan padat.
Ibu satu anak ini selanjutnya menjelaskan bahwa shalat mempunyai banyak sekali dampak positif bagi kehidupan manusia baik secara rohani dan jasmani, maupun sosial. Ia mencontohkan, bahwa orang yang rajin shalat tidak mudah stress atau depresi ketika mendapat suatu tekanan.
“Orang yang rajin shalat, dan shalatnya bener serta khusu’ maka dia tidak mudah stress, karena orang yang selalu connect dengan Allah hatinya selalu tentram dan nyaman,” ujar Doktor jurusan Tafsir ini.
Sedangkan untuk membuktikan manfaat shalat secara jasmani di tengah-tengah ceramahnya ia menunjuk empat anggota PCINU Sudan putra untuk mempraktikkan gerakan takbirotul ihrom, ruku’, sujud dan tahiyyat akhir. Sontak suasana agak sedikit ramai karena yang ditunjuk harus melakukannya di depan jama’ah pengajian.
Menurut hasil penelitian yang Ia baca, gerakan takbirotul ihrom dapat menyembuhkan penyakit asma, rukuk untuk meluruskan tulang punggung dan sakit pinggang, sujud melancarkan aliran darah dan meningkatkan konsentrasi karena ketika sujud darah akan mengalir menuju ke kepala.
Sedangkan tahiyyat dapat mengencangkan otot-otot paha karena jari-jari kaki dalam posisi tertekuk kemudian salam yang juga mempunyai manfaat meredakan atau mengembalikan urat leher yang terjepit. “Kalau mau mendapatkan manfaat–manfaat tadi harus bener shalatnya sesuai dengan syarat, rukun dan sunnahnya, kalau takbir tangannya harus benar-benar terangkat dan meregang, ruku’ pun begitu, ruku’ yang benar itu ketika ada gelas ditaruh di atas punggung tidak akan terjatuh dan seterusnya,” lanjut istri dari Sekpri Dubes Sudan ini menjelaskan yang disimak dengan seksama oleh para hadirin.
Sedangkan dampak sosial yang akan didapat jika setiap orang menjalankan ibadah shalatnya dengan benar sesuai dengan tuntunan agamanya maka kodisi sosial atau masyarakat akan kondusif dan damai karena shalat sebagaiamana yang difirmankan Allah dapat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan munkar.
Di akhir-akhir ceramahnya Ustadzah Ade menambahkan, sesuatu yang tidak masuk akal belum tentu tidak benar, karena bukan itu saja ukuran kebenaran, halnya peristiwa isra’ dan mi’raj ini, karena agama bukan dibangun atas dasar akal semata tapi juga keyakinan.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Sidik Ismanto
Kegiatan dilakukan dalam format pengajian Jum’at (30/5) lalu di aula KBRI bersama para warga Negara Indonesia (WNI) yang dihadiri oleh perwakilan KBRI, mahasiswa, para pekerja professional dan non professional yang berada di Sudan yang semuanya hampir mencapai 150 orang.
Ketua Tanfdziyah dalam sambutannya mengharapkan berbagai kegiatan harus terus diselenggarakan oleh PCINU sebagai wahana berkumpul dan bersilaturrahmi yang efektif bagi semua WNI.
“Acara pengajian semacam ini harus terus diselenggarakan walaupun seandainya ada NU maupun tidak, karena di sini kita dapat merasakan nikmatnya bertatap muka dan bersalaturrahmi bersama,” katanya
Penasehat Muslimat NU Sudan Dr. Ade Nailul Huda memulai ceramahnya dengan mengupas kandungan arti dari dalil-dalil isra’ mi’raj yang termaktub dalam Al-Qur’an menurut sejumlah ahli tafsir, kemudian melanjutkannya dengan cerita peristiwa-peristiwa yang mengiringi Isra’ Nabi SAW dari Masjid Al-Haram Mekah sampai ke Masjid AL-Aqso Palestina dan mi’roj Nabi menuju langit ketujuh secara singkat dan padat.
Ibu satu anak ini selanjutnya menjelaskan bahwa shalat mempunyai banyak sekali dampak positif bagi kehidupan manusia baik secara rohani dan jasmani, maupun sosial. Ia mencontohkan, bahwa orang yang rajin shalat tidak mudah stress atau depresi ketika mendapat suatu tekanan.
“Orang yang rajin shalat, dan shalatnya bener serta khusu’ maka dia tidak mudah stress, karena orang yang selalu connect dengan Allah hatinya selalu tentram dan nyaman,” ujar Doktor jurusan Tafsir ini.
Sedangkan untuk membuktikan manfaat shalat secara jasmani di tengah-tengah ceramahnya ia menunjuk empat anggota PCINU Sudan putra untuk mempraktikkan gerakan takbirotul ihrom, ruku’, sujud dan tahiyyat akhir. Sontak suasana agak sedikit ramai karena yang ditunjuk harus melakukannya di depan jama’ah pengajian.
Menurut hasil penelitian yang Ia baca, gerakan takbirotul ihrom dapat menyembuhkan penyakit asma, rukuk untuk meluruskan tulang punggung dan sakit pinggang, sujud melancarkan aliran darah dan meningkatkan konsentrasi karena ketika sujud darah akan mengalir menuju ke kepala.
Sedangkan tahiyyat dapat mengencangkan otot-otot paha karena jari-jari kaki dalam posisi tertekuk kemudian salam yang juga mempunyai manfaat meredakan atau mengembalikan urat leher yang terjepit. “Kalau mau mendapatkan manfaat–manfaat tadi harus bener shalatnya sesuai dengan syarat, rukun dan sunnahnya, kalau takbir tangannya harus benar-benar terangkat dan meregang, ruku’ pun begitu, ruku’ yang benar itu ketika ada gelas ditaruh di atas punggung tidak akan terjatuh dan seterusnya,” lanjut istri dari Sekpri Dubes Sudan ini menjelaskan yang disimak dengan seksama oleh para hadirin.
Sedangkan dampak sosial yang akan didapat jika setiap orang menjalankan ibadah shalatnya dengan benar sesuai dengan tuntunan agamanya maka kodisi sosial atau masyarakat akan kondusif dan damai karena shalat sebagaiamana yang difirmankan Allah dapat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan munkar.
Di akhir-akhir ceramahnya Ustadzah Ade menambahkan, sesuatu yang tidak masuk akal belum tentu tidak benar, karena bukan itu saja ukuran kebenaran, halnya peristiwa isra’ dan mi’raj ini, karena agama bukan dibangun atas dasar akal semata tapi juga keyakinan.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Sidik Ismanto
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah