JEPARA - Wakil Ketua Umum PBNU H As’ad Said Ali menyatakan, pendidikan diniyyah
(keagamaan) generasi muda saat ini harus terus diperkuat. Pasalnya, NU
sekarang mempunyai dua musuh besar, yakni sekularisme dan radikalisme.
Hal
itu disampaikan As’ad saat menjadi pembicara kunci dalam “Halaqah
Penguatan Pendidikan Diniyyah dan Pesantren” di Pesantren Roudlotul
Mubtadiin Balekambang, Desa Gemiring Lor, Kecamatan Nalumsari, Jepara,
Jawa Tengah, Ahad (22/9).
Kepada ratusan hadirin, As’ad
menegaskan pendidikan diniyyah, semisal Madrasah Diniyyah (Madin), Taman
Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) maupun pesantren harus dipertahankan
eksistensinya.
Pesantren, lanjutnya, boleh saja mengkombinasikan
dengan pendidikan modern. Sebab dengan modernisasi pesantren telah
menjawab tantangan globalisasi. Modernisasi juga memberikan subsidi pada
pendidikan diniyyah.
Meski demikian, ia mengimbau agar usaha
mengombinasikan tersebut tidak menghilangkan unsur pendidikan diniyah.
“Jika hilang menjadi kiamat sughra (bencana) bagi Indonesia,” sebutnya.
Menurut
dia, pemerintah tidak akan rugi jika memberi perhatian lebih terhadap
pesantren. Terlebih NU sebelum dan sesudah kemerdekaan tidak pernah
absen membela NKRI. NU telah banyak berkiprah untuk bangsa dan negara.
Sehingga, tegasnya, tidak ada salahnya jika salah satu kebijakan
pemerintah memihak kepada pendidikan diniyyah. (Syaiful Mustaqim/Mahbib)
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah