JAKARTA - Kehidupan Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tak hanya
berkesan di kalangan umat Islam. Sebuah pujian pun datang dari
rohaniawan Katolik Prof Dr Mudji Sutrisno. Ia menilai, Gus Dur sanggup
mengayomi semua golongan.
“Gus Dur mengemas Islam menjadi Islam
yang ramah, humanis, dan humoris. Bahkan, menurut saya, (jabatan)
presiden itu terlalu kecil bagi seorang Gus Dur, mestinya ya tetap jadi
guru bangsa, sebab itu melebihi status apapun,” ujar budayawan ini.
Pernyataan
tersebut Mudji lontarkan pada acara peluncuran buku “Gus Durku, Gus Dur
Anda, Gus Dur Kita” karya Muhammad AS Hikam di Function Room, Toko Buku
Gramedia Matraman, Jakarta, Ahad (22/9). Selain penulis buku, Hadir
pula Ketua PP Lebumi Zastrouw al-Ngatawi sebagai narasumber.
Mudji
berpendapat, kelebihan Gus Dur yang lain adalah komitmennya dalam
memperjuangkan demokrasi sebagai sistem politik yang mampu melindungi
minoritas maupun mayoritas.
Dalam kesempatan yang sama, Zastrouw
menyebut Gus Dur sebagai komunikator ulung yang mampu memahamkan
pemikiran keagamaan yang sebetulnya rumit menjadi mudah, dan menjelaskan
permasalahan yang dianggap sederhana oleh orang lain secara ilmiah dan
rasional.
“Gus Dur kalau dalam istilah saya itu Amfibi Sosial,
yaitu mampu hidup dan menyesuaikan diri dan meloncat-loncat di beberapa
alam, dari alam bawah ke alam atas, dari alam imajiner ke alam empirik,”
imbuhnya.
Zastrouw menilai, Gus Dur merupakan sosok yang tidak
pernah mendikotomikan antara tradisionalitas dengan modernitas.
“Modernitas yang dianggap superior, di mata Gus Dur adalah sesuatu yang
biasa, tradisionalitas yang dipandang secara pegoratif dan seolah-olah
disepelakan diangkat oleh Gus Dur ke permukaan,” katanya. (Fathoni/Mahbib)
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah