KHARTOUM - Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Sudan mengadakan
kegiatan seminar dan pelatihan da'i berskala internasional, di kantor
KBRI Khartoum Sudan, Sabtu (23/3).
Ketua panitia, Syurohbiel Mafudz Asirun mengatakan, acara terselenggara atas kerjasama PCINU Sudan bersama KBRI Khartoum, Majlis Tinggi Dakwah Islamiyah Sudan dan Yayasan Pelatihan dan pengkaderan Da'i Sudan dengan mengangkat tema yang aktual " Membentuk karakteristik da'i yang modern dan profesional".
Menurut Syurohbiel disamping memperkenalkan NU ke mancanegara acara ini juga membantu para hadirin dalam meningkatkan kredibilitas dan kualitas yang kuat dengan mentalitas tinggi dalam berdakwah.
Dubes RI untuk Negara Sudan dan Eritria DR.H. Sujatmiko memberikan apresiasi cukup besar atas terselenggaranya acara ini dan menyampaikan terimakasih kepada berbagai pihak yang ikut serta dari berbagai negara seperti Indonesia, Thailand, Jebuti, Pantai Gading, Nigeria, Somalia, Sudan dan Turki.
Ia mengatakan, menjadi seorang dai harus memiliki ilmu pengetahuan yang luas baik agama maupun umum. Tidak kalah pentingnya seorang Da'i juga wajib mengaktualisasikan segala problematika masyarakat terkini.
Kemeriahan acara ini juga di lengkapi dengan kehadiran tokoh-tokoh berkualitas yang menjadi narasumber yaitu DR. Kamal Ustman Riziq (Direktur yayasan pelatihan dan pengkaderan Da'i) dan DR. Muhammad Sulaiman (Ketua Majlis Tinggi Dakwah Islamiyah).
Bukan hanya ucapan tetapi prilaku seorang da'i harus bisa menjadi contoh, demikian menurut DR Kamal Ustma Riziq. Begitu juga sebagai penyampai risalah Islam para dai jangan hanya berdakwah di ruang lingkup yang micro tetapi harus pandai menjadi da'i di manapun dan kapanpun.
Dan tidak kalah pentingnya juga Kriteria Da'i yang sukses yaitu yang tidak pernah membedakan ilmu agama dengan ilmu umum karena selama ini kita oleh orientalis di bentuk strategi bagaimana caranya umat islam hanya berdakwah di masjid- masjid saja, tuturnya.
DR Muhammad Sulaiman menyampaikan dalam presentasinya, para dai harus menjadikan dakwah sebagai roda kehidupan kita dan pandangan yang teraplikasi dalam kegiatan sehari-hari.
Sebelum acara berakhir sebagai pelengkap panitia memutarkan video ke – NU – an dengan menggunakan bahasa Arab. Acara yang dihadiri 100 orang dari kaum Adam dan Hawa ini di tutup dengan pemberian piagam kepada para peserta yang berasal dari 9 negara yang berbeda.
Ketua panitia, Syurohbiel Mafudz Asirun mengatakan, acara terselenggara atas kerjasama PCINU Sudan bersama KBRI Khartoum, Majlis Tinggi Dakwah Islamiyah Sudan dan Yayasan Pelatihan dan pengkaderan Da'i Sudan dengan mengangkat tema yang aktual " Membentuk karakteristik da'i yang modern dan profesional".
Menurut Syurohbiel disamping memperkenalkan NU ke mancanegara acara ini juga membantu para hadirin dalam meningkatkan kredibilitas dan kualitas yang kuat dengan mentalitas tinggi dalam berdakwah.
Dubes RI untuk Negara Sudan dan Eritria DR.H. Sujatmiko memberikan apresiasi cukup besar atas terselenggaranya acara ini dan menyampaikan terimakasih kepada berbagai pihak yang ikut serta dari berbagai negara seperti Indonesia, Thailand, Jebuti, Pantai Gading, Nigeria, Somalia, Sudan dan Turki.
Ia mengatakan, menjadi seorang dai harus memiliki ilmu pengetahuan yang luas baik agama maupun umum. Tidak kalah pentingnya seorang Da'i juga wajib mengaktualisasikan segala problematika masyarakat terkini.
Kemeriahan acara ini juga di lengkapi dengan kehadiran tokoh-tokoh berkualitas yang menjadi narasumber yaitu DR. Kamal Ustman Riziq (Direktur yayasan pelatihan dan pengkaderan Da'i) dan DR. Muhammad Sulaiman (Ketua Majlis Tinggi Dakwah Islamiyah).
Bukan hanya ucapan tetapi prilaku seorang da'i harus bisa menjadi contoh, demikian menurut DR Kamal Ustma Riziq. Begitu juga sebagai penyampai risalah Islam para dai jangan hanya berdakwah di ruang lingkup yang micro tetapi harus pandai menjadi da'i di manapun dan kapanpun.
Dan tidak kalah pentingnya juga Kriteria Da'i yang sukses yaitu yang tidak pernah membedakan ilmu agama dengan ilmu umum karena selama ini kita oleh orientalis di bentuk strategi bagaimana caranya umat islam hanya berdakwah di masjid- masjid saja, tuturnya.
DR Muhammad Sulaiman menyampaikan dalam presentasinya, para dai harus menjadikan dakwah sebagai roda kehidupan kita dan pandangan yang teraplikasi dalam kegiatan sehari-hari.
Sebelum acara berakhir sebagai pelengkap panitia memutarkan video ke – NU – an dengan menggunakan bahasa Arab. Acara yang dihadiri 100 orang dari kaum Adam dan Hawa ini di tutup dengan pemberian piagam kepada para peserta yang berasal dari 9 negara yang berbeda.
Sumber : NU Online
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah