SURABAYA - Nahdlatul Ulama melalui Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) dengan dukungan dari Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR) menyelenggarakan Pelatihan “Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Manajemen Kebencanaan dengan menggunakan aplikasi Quantum GIS” bagi BPBD dan LPBI NU di 8 (delapan) Kabupaten di Jawa Timur”.
Pelatihan ini dilakukan untuk memperkenalkan dan mengaplikasikan aplikasi SIG sumber terbuka (open sources) sebagai salah satu tools dalam penanggulangan bencana alam di 8 (delapan) kabupaten di Jawa Timur.
Salah satu tujuan dilaksanakan pelatihan ini adalah untuk menerapkan aplikasi open sources GIS dalam melakukan pengkajian risiko bencana termasuk didalamnya memetakan risiko bencana dan mengembangkan skenario untuk perencanaan kontinjensi dengan menggunakan perangkat lunak InaSAFE.
Pelatihan “Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Manajemen Kebencanaan dengan Menggunakan Aplikasi Quantum GIS“ yang dipandu dan difasilitasi oleh Tim Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada ini membahas beberapa materi antara lain; Pengantar Sistem Informasi Geografis dan Aplikasinya dalam penanggulangan bencana alam; Pengantar Open Street Map (OSM) sebagai salah satu tools untuk pengumpulan data secara partisipatif; Pengantar Open Street Map: editing (memasukkan data GPS hasil survey ke OSM); Pengenalan Quantum GIS (QGIS) yang meliputi Instalasi QGIS, Pengenalan tools, plug-in, dan menambahkan plug-in ke QGIS, Menambahkan data, melakukan query, menggabungkan table, merubah style & menampilkan label, DEM, kontur, slope, dan hill shade, Melakukan registrasi images (georeferencing), Membuat layer baru (vector), melakukan editing table, dan digitasi, melakukan transformasi koordinat dan menggunakan geo-processing, Membuat layout menggunakan print composer, mengatur simbologi, label, dan legenda, serta Pengantar InaSAFE, yaitu Mendapatkan InaSAFE & melakukan instalasi secara manual, Penggunaan InaSAFE.
Pelatihan ini diikuti oleh 32 (tiga puluh dua) peserta yang merupakan perwakilan BPBD dan LPBI NU dari delapan kabupaten (Bojonegoro, Lamongan, Mojokerto, Pasuruan, Malang, Lumajang, Tulungagung, dan Trenggalek). Pelatihan ini akan berlangsung selama 7 (tujuh) hari, 01 – 07 Juli 2013 di Hotel Santika, Surabaya.
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta diharapkan memiliki kemampuan untuk, pertama, menggunakan aplikasi QGIS dalam melakukan analisis spasial sederhana khususnya untuk membantu dalam kegiatan penanggulangan bencana; kedua, menggunakan aplikasi QGIS untuk membuat peta-peta terkait dengan kebencanaan; ketiga, Memahami hubungan antara masing-masing komponen (ancaman, kerentanan, dan kapasitas) dalam melakukan pengkajian risiko bencana; keempat, mengelola data ancaman, keterpaparan, kerentanan, dan kapasitas sebagai sebagai komponen penting dalam pengkajian risiko bencana; Memahami konsep pemetaan risiko bencana; kelima, menggunakan aplikasi open source GIS untuk melakukan analisis dan memetakan risiko bencana alam berdasarkan data ancaman, kerentanan, dan kapasitas; keenam, menyusun dan mengembangkan skenario untuk perencanaan penanggulangan bencana secara spasial menggunakan perangkat lunak InaSAFE.
Pelatihan “Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk manajemen kebencanaan dengan menggunakan aplikasi Quantum GIS“ ini dibuka oleh Bapak Sudarmawan, Kepala BPBD Provinsi Jawa Timur. Dalam sambutannya, ia menyampaikan terima kasih kepada LPBI NU yang beberapa waktu yang lalu telah memfasilitasi terbitnya Perda Penanggulangan Bencana di 8 (delapan) kabupaten di Jawa Timur. Saat ini LPBI NU kembali memfasilitasi pembuatan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) dan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana (RAD PRB) di Jawa Timur. Di akhir sambutannya, ia menyampaikan harapan kepada peserta agar mengikuti seluruh rangkaian pelatihan, sehingga mampu mengaplikasikan materi yang didapat untuk mengembangkan perencanaan penanggulangan bencana yang lebih baik di kabupaten masing-masing.
Redaktur: Mukafi Niam
Pelatihan ini dilakukan untuk memperkenalkan dan mengaplikasikan aplikasi SIG sumber terbuka (open sources) sebagai salah satu tools dalam penanggulangan bencana alam di 8 (delapan) kabupaten di Jawa Timur.
Salah satu tujuan dilaksanakan pelatihan ini adalah untuk menerapkan aplikasi open sources GIS dalam melakukan pengkajian risiko bencana termasuk didalamnya memetakan risiko bencana dan mengembangkan skenario untuk perencanaan kontinjensi dengan menggunakan perangkat lunak InaSAFE.
Pelatihan “Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Manajemen Kebencanaan dengan Menggunakan Aplikasi Quantum GIS“ yang dipandu dan difasilitasi oleh Tim Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada ini membahas beberapa materi antara lain; Pengantar Sistem Informasi Geografis dan Aplikasinya dalam penanggulangan bencana alam; Pengantar Open Street Map (OSM) sebagai salah satu tools untuk pengumpulan data secara partisipatif; Pengantar Open Street Map: editing (memasukkan data GPS hasil survey ke OSM); Pengenalan Quantum GIS (QGIS) yang meliputi Instalasi QGIS, Pengenalan tools, plug-in, dan menambahkan plug-in ke QGIS, Menambahkan data, melakukan query, menggabungkan table, merubah style & menampilkan label, DEM, kontur, slope, dan hill shade, Melakukan registrasi images (georeferencing), Membuat layer baru (vector), melakukan editing table, dan digitasi, melakukan transformasi koordinat dan menggunakan geo-processing, Membuat layout menggunakan print composer, mengatur simbologi, label, dan legenda, serta Pengantar InaSAFE, yaitu Mendapatkan InaSAFE & melakukan instalasi secara manual, Penggunaan InaSAFE.
Pelatihan ini diikuti oleh 32 (tiga puluh dua) peserta yang merupakan perwakilan BPBD dan LPBI NU dari delapan kabupaten (Bojonegoro, Lamongan, Mojokerto, Pasuruan, Malang, Lumajang, Tulungagung, dan Trenggalek). Pelatihan ini akan berlangsung selama 7 (tujuh) hari, 01 – 07 Juli 2013 di Hotel Santika, Surabaya.
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta diharapkan memiliki kemampuan untuk, pertama, menggunakan aplikasi QGIS dalam melakukan analisis spasial sederhana khususnya untuk membantu dalam kegiatan penanggulangan bencana; kedua, menggunakan aplikasi QGIS untuk membuat peta-peta terkait dengan kebencanaan; ketiga, Memahami hubungan antara masing-masing komponen (ancaman, kerentanan, dan kapasitas) dalam melakukan pengkajian risiko bencana; keempat, mengelola data ancaman, keterpaparan, kerentanan, dan kapasitas sebagai sebagai komponen penting dalam pengkajian risiko bencana; Memahami konsep pemetaan risiko bencana; kelima, menggunakan aplikasi open source GIS untuk melakukan analisis dan memetakan risiko bencana alam berdasarkan data ancaman, kerentanan, dan kapasitas; keenam, menyusun dan mengembangkan skenario untuk perencanaan penanggulangan bencana secara spasial menggunakan perangkat lunak InaSAFE.
Pelatihan “Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk manajemen kebencanaan dengan menggunakan aplikasi Quantum GIS“ ini dibuka oleh Bapak Sudarmawan, Kepala BPBD Provinsi Jawa Timur. Dalam sambutannya, ia menyampaikan terima kasih kepada LPBI NU yang beberapa waktu yang lalu telah memfasilitasi terbitnya Perda Penanggulangan Bencana di 8 (delapan) kabupaten di Jawa Timur. Saat ini LPBI NU kembali memfasilitasi pembuatan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) dan Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana (RAD PRB) di Jawa Timur. Di akhir sambutannya, ia menyampaikan harapan kepada peserta agar mengikuti seluruh rangkaian pelatihan, sehingga mampu mengaplikasikan materi yang didapat untuk mengembangkan perencanaan penanggulangan bencana yang lebih baik di kabupaten masing-masing.
Redaktur: Mukafi Niam
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah