YOGYAKARTA - Para kader Nahdlatul Ulama (NU) alumni Universitas Al-Azhar Mesir
menyatakan dukungan penuh terhadap sikap lembaga Al-Azhar, beserta Syekh
Agung Al-Azhar Ahmad Al-Tayeb dan Mufti Agung Republik Arab Mesir
Syaikh Ali Jum’ah.
Pernyataan dukungan ini muncul dalam pertemuan
Syawalan dan Reuni Kader NU-Mesir bertema “Reinventing Peran Keilmuan
dan Keumatan Kader NU-Mesir di Indonesia” yang diselenggarakan PP Aji
Mahasiswa Al-Muhsin, Krapyak Wetan, Yogyakarta, Ahad (1/9). Hadir dalam
kesempatan ini Katib Aam PBNU KH Malik Madani.
Seperti
diberitakan sejumlah media, pihak yang mendapat dukungan ini merupakan
kelompok yang menyetujui aksi militer pengumuman peta jalan bagi masa
depan Mesir dengan melengserkan Presiden Mursi.
Sebanyak 100
kader NU alumni Mesir dari berbagai strata pendidikan ini sepakat
tentang kondisi aktual di Mesir yang memerlukan dukungan dari berbagai
pihak untuk menyelesaikan permasalahan negaranya.
Selain
merumuskan sikap terhadap krisis di Negeri Seribu Menara, para alumni
juga menyadari tentang belum maksimalnya peran publik kader NU-Mesir di
Indonesia di bidang keilmuan dan keumatan. Mereka membutuhkan panduan
umum yang dapat mengarahkan kepada peran di kedua bidang tersebut.
Acara
reuni yang baru dilaksanakan pertama kali ini merekomendasikan pula
kepada alumni untuk membangun sistem, jaringan dan manajemen organisasi
yang lebih baik. Diakui, pengeloaan alumni Mesir di Indonesia selama ini
belum tergarap secara optimal.
Kiai Malik dalam taushiyahnya
mendorong alumni Mesir andil dalam memperkaya khazanah keilmuan dan
memperkuat paradigma pemikiran Islam di Indonesia yang toleran dan
moderat. Upaya tersebut bisa dilakukan dengan memperdalam literatur
keislaman dari Timur Tengah sekaligus memperkaya literasi keislaman yang
sekarang ini mulai menurun. (Anis Mashduqi/Mahbib )
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah