JAKARTA - Ketokohan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sangat luar biasa.
Keberaniannya melakukan manuver politik patut kita hargai dan teladani.
Banyak hal yang tidak dilakukan orang karena takut, Gus Dur berani
melakukannya.
Contoh, Gus Dur dengan tanpa beban menyebut SDSB (Soeharto dalang segala bencana). Padahal, zaman itu sedang musim Petrus (penembakan misterius). Banyak orang yang kritis terhadap pemerintah Orde Baru tiba-tiba mati tertembak atau hilang tanpa kabar.
Demikian dikatakan KH Saifuddin Amsir di hadapan para jamaahnya usai menggelar pengajian kitab hadis Riyadlush Shalihin di Masjid Ath-Thahariyah, Kelurahan Pisangan Timur, Kecamatan Pulo Gadung, Jum’at (10/5) malam lalu.
Menurut Ustadz Asep, salah satu jamaah, pengajian rutin ini telah digelar sejak sepuluh tahun silam. Ta’lim dilaksanakan tiap malam Sabtu dengan selingan kitab fiqih.
Usai pengajian, Kiai Amsir menceritakan, pada Muktamar ke-30 NU di Pondok Pesantren Lirboyo pada November 1999, pemikiran Gus Dur tentang doa bersama non muslim banyak dipersoalkan. Namun, ketika ulama Betawi ini didaulat untuk memimpin sidang bahtsul masail diniyyah waqi’iyyah, ia berpendapat bahwa kegiatan tersebut boleh, asal dipimpin oleh orang Islam.
Contoh, Gus Dur dengan tanpa beban menyebut SDSB (Soeharto dalang segala bencana). Padahal, zaman itu sedang musim Petrus (penembakan misterius). Banyak orang yang kritis terhadap pemerintah Orde Baru tiba-tiba mati tertembak atau hilang tanpa kabar.
Demikian dikatakan KH Saifuddin Amsir di hadapan para jamaahnya usai menggelar pengajian kitab hadis Riyadlush Shalihin di Masjid Ath-Thahariyah, Kelurahan Pisangan Timur, Kecamatan Pulo Gadung, Jum’at (10/5) malam lalu.
Menurut Ustadz Asep, salah satu jamaah, pengajian rutin ini telah digelar sejak sepuluh tahun silam. Ta’lim dilaksanakan tiap malam Sabtu dengan selingan kitab fiqih.
Usai pengajian, Kiai Amsir menceritakan, pada Muktamar ke-30 NU di Pondok Pesantren Lirboyo pada November 1999, pemikiran Gus Dur tentang doa bersama non muslim banyak dipersoalkan. Namun, ketika ulama Betawi ini didaulat untuk memimpin sidang bahtsul masail diniyyah waqi’iyyah, ia berpendapat bahwa kegiatan tersebut boleh, asal dipimpin oleh orang Islam.
Tidak jarang kiai yang mengritik keras pendapat Gus Dur, namun banyak
pula yang mengajukan pembelaan. Kiai Saifuddin Amsir sendiri tak jarang
memberikan catatan atas sejumlah pendapat yang disampaikan Gus Dur.
Terkait keberanian Gus Dur, satu hal yang menarik bagi Saifuddin Amsir, Gus Dur pernah menulis kata pengantar di buku biografi LB Moerdani. Ada satu kalimat Gus Dur yang mencengangkan: “Meskipun intelektualitasnya mumpuni, namun saya tidak setuju dengan penembakan misterius (petrus).”
“Ini kan menunjukkan betapa Gus Dur itu tidak sekedar berani namun piawai memainkan kritiknya. Satu sisi dia memuji Moerdani, tetapi pada saat yang sama dia dengan tegas menolak aksi yang dilakukan jenderal itu,” ujar Rais Syuriyah PBNU ini.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Ali Musthofa Asrori
Terkait keberanian Gus Dur, satu hal yang menarik bagi Saifuddin Amsir, Gus Dur pernah menulis kata pengantar di buku biografi LB Moerdani. Ada satu kalimat Gus Dur yang mencengangkan: “Meskipun intelektualitasnya mumpuni, namun saya tidak setuju dengan penembakan misterius (petrus).”
“Ini kan menunjukkan betapa Gus Dur itu tidak sekedar berani namun piawai memainkan kritiknya. Satu sisi dia memuji Moerdani, tetapi pada saat yang sama dia dengan tegas menolak aksi yang dilakukan jenderal itu,” ujar Rais Syuriyah PBNU ini.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Ali Musthofa Asrori
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah