Headlines News :
Home » » Ada Pusat Pengembangan Profesionalisme Guru di Mlangi

Ada Pusat Pengembangan Profesionalisme Guru di Mlangi

SLEMAN - Selama ini, banyak guru yang hanya terjebak oleh sistem, sehingga kehilangan ruang untuk mendiskusikan permasalahan yang ada di kelas. Diperlukan program khusus setiap bulan demi pengembangan kualitas guru dalam mengajar di kelas, dan Mlangi akan mengawalinya dengan membuka program Mlangi’s Teacher Development Center (MTDC) ini.

Demikian dikatakan Direktur Pesantren Aswaja Nusantara, Mustafied, saat membuka acara pelatihan sekaligus launching program pusat pengembangan profesionalisme guru Mlangi, Sabtu (22/6) di perpustakaan pesantren Aswaja Nusantara Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta.

Acara tersebut awalnya ditargetkan bagi seluruh guru 15 madrasah yang ada di Mlangi, meskipun pada realitanya, peserta yang hadir tidak seperti yang ditargertkan. Namun, hal itu sama sekali tidak mengurangi antusiasme guru-guru yang hadir untuk mengikuti acara hingga tuntas.

Ali Formen, yang berkesempatan menjadi pengisi acara tersebut mengatakan, bahwa pusat pengembangan profesionalisme tersebut diadakan agar menjadi tempat belajar dan berbagi bersama antar guru. Selain itu, diharapkan juga nantinya guru dapat menentukan program dan analisis kebutuhan demi pengingkatan kapasitas diri dalam mengajar.

Ia menambahkan, empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yakni kompetensi personal, sosial, pedagogik, dan professional harus bisa dikembangkan secara baik demi peningkatan mutu madrasah di Indonesia. “Khususnya untuk meningkatkan kapasitas guru dan madrasah di lingkungan NU,” tandas mantan aktivis PMII Sleman siang itu.

Mengenai dipilihnya Mlangi sebagai tempat dilaunchingnya program tersebut, ia mengatakan bahwa Mlangi merupakan sebuah pedesaan akademik yang dalam bertahun-tahun telah menjadi pusat menimba ilmu. Namun ke depan, hal tersebut tidak menutup kemungkinan untuk dikembangkan dalam lingkup yang lebih luas.

“Semoga program ini nantinya dapat diakses oleh guru-guru yang tidak tersentuh oleh lembaga pemerintahan. Selain itu, juga karena masih banyak khazanah yang perlu kita gali dari pesantren,” harap sosok yang sekaligus dosen Universitas Negeri Semarang (UNNES) siang itu.

Ifah, selaku peserta pelatihan mengatakan, bahwa ia sangat termotivasi dengan adanya pelatihan tersebut. “Ghiroh menjadi guru semakin kuat. Selain itu juga guru memang harus belajar, dan belajar lagi tentang bagaimana cara mengendalikan anak-anak di dalam kelas, memotivasi mereka, dan sebagainya,” papar guru madrasah di pesantren Al-Falahiyyah itu kepada NU Online.



Redaktur    : A. Khoirul Anam
Kontributor: Dwi Khoirotun Nisa’
Share this article :

0 comments:

Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.

Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah

 
||
||
PCNU KOTA BALIKPAPAN - KALIMANTAN TIMUR © 2013-2014 | ALL RIGHT RESERVED
Supported : Madinatul Iman Media Group and Maskoli