JOMBANG - Dengan tegas Pengasuh
Pesantren Tebuireng KH Sholahuddin Wahid yang akrab disapa Gus Sholah
menyatakan dirinya menolak paham Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di depan
simpatisan HTI. Pernyataan itu dilontarkan pada acara halal bihalal DPD
HTI Jombang di Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, Sabtu (7/9).
"Saya tidak nyambung dengan pemikiran HTI, tetapi saya tetap berkawan," ucapnya Gus Sholah.
Ketika publik mengkhawatirkan Gus Sholah dipengaruhi HTI, ia dalam forum itu mengajak simpatisan HTI berpola pikir jernih.
Turut serta berjuang atas nama agama, negara, dan kemanusiaan, tegas Gus Sholah, bisa dilakukan tanpa harus mendirikan sistem khilafah. Ia mengkhawatirkan Indonesia yang berideologi Bhineka Tunggal Ika menuai banyak konflik seperti negara-negara di Timur Tengah.
Gus Sholah juga menceritakan panjang lebar tentang perjuangan para ulama terdahulu dalam mendirikan negara republik Indonesia. Tebuireng sebagai basis perjuangan para ulama melawan penjajah.
Ketika Pancasila menjadi dasar negara, ulama tidak keberatan untuk menghapus tujuh kalimat dalam butir sila pertama. “Dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam Bagi Pemeluknya”, dihapus menjadi hanya Ketuhanan Yang Maha Esa, tambah Gus Sholah.
"Saya tidak mendukung, dan juga tidak menolak Khilafah. Karena, saya tidak punya wewenang itu. Silakan berwacana tentang khilafah. Tetapi kalau bergerak mendirikan khilafah, maka negara yang akan bertindak," tandas adik kandung Gus Dur.
(Atung/Alhafiz K)
"Saya tidak nyambung dengan pemikiran HTI, tetapi saya tetap berkawan," ucapnya Gus Sholah.
Ketika publik mengkhawatirkan Gus Sholah dipengaruhi HTI, ia dalam forum itu mengajak simpatisan HTI berpola pikir jernih.
Turut serta berjuang atas nama agama, negara, dan kemanusiaan, tegas Gus Sholah, bisa dilakukan tanpa harus mendirikan sistem khilafah. Ia mengkhawatirkan Indonesia yang berideologi Bhineka Tunggal Ika menuai banyak konflik seperti negara-negara di Timur Tengah.
Gus Sholah juga menceritakan panjang lebar tentang perjuangan para ulama terdahulu dalam mendirikan negara republik Indonesia. Tebuireng sebagai basis perjuangan para ulama melawan penjajah.
Ketika Pancasila menjadi dasar negara, ulama tidak keberatan untuk menghapus tujuh kalimat dalam butir sila pertama. “Dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam Bagi Pemeluknya”, dihapus menjadi hanya Ketuhanan Yang Maha Esa, tambah Gus Sholah.
"Saya tidak mendukung, dan juga tidak menolak Khilafah. Karena, saya tidak punya wewenang itu. Silakan berwacana tentang khilafah. Tetapi kalau bergerak mendirikan khilafah, maka negara yang akan bertindak," tandas adik kandung Gus Dur.
(Atung/Alhafiz K)
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah