KARO - Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU)
mendukung program pengiriman kader da’i ke Kabupaten Karo, Sumatera
Utara yang diselenggarakan oleh Pesantren Mahasiswa Qalbun Salim.
Program pengiriman kader dai ke daerah minoritas Muslim tersebut merupakan agenda rutin pesantren yang dilakukan setiap bulan Ramadhan selama satu bulan penuh. Dai yang dikirim pada angkatan kelima ini sebanyak tujuh orang da’i dan disebar ke desa-desa terpencil di daerah Karo.
Koordinator dai, Alit Nurhidayat mengatakan para dai tersebut ditempatkan di enam lokasi, yaitu Desa Rumah Kabanjahe, Desa Cinta Rakyat, Desa Perbulan, Desa Buluh Naman, Desa Kandibata serta Desa Bandar Meriah.
“Aktifitas yang dilakukan para dai tidak hanya ceramah, tetapi mereka membantu aktifitas warga dan berusaha memotivasi dan mengajak masyarakat Muslim untuk kembali memperhatikan agamanya, diantaranya dengan mengadakan pengajian khusus orang tua, remaja dan anak-anak,” sambung Alit.
Disamping itu, KH Rusli Hasbi sebagai pengasuh pesantren mengatakan pemilihan kabupaten Karo sebagai lokasi dakwah adalah selain sebagai daerah perbatasan, juga merupakan daerah yang jarang tersentuh oleh para da’i terutama di desa-desanya sehingga ilmu dasar agama yang tidak sepantasnya mereka tidak mengetahuinya, tidak lagi terjadi.
LAZIS NU berharap dengan adanya kerjasama ini, Nahdliyin yang memang banyak di daerah-daerah mendapatkan pencerahan ilmu-ilmu baru, dan dengan hadirnya para da’i tersebut dapat memotivasi umat Muslim untuk mempelajari agamanya yang selama ini tidak mereka sentuh.
Selain dengan LAZISNU, dalam program pengiriman da’i ini pesantren Qalbun Salim juga bekerjasama dengan berbagai pihak. Program tersebut tidak sebatas satu bulan, tetapi desa-desa yang sudah tersentuh oleh da'i dijadikan sebagai desa binaan yang terus dipantau oleh pesantren. Hingga saat ini sudah 10 desa binaan di Kabupaten Karo dan 3 desa di daerah Ujung Kulon.
Program pengiriman kader dai ke daerah minoritas Muslim tersebut merupakan agenda rutin pesantren yang dilakukan setiap bulan Ramadhan selama satu bulan penuh. Dai yang dikirim pada angkatan kelima ini sebanyak tujuh orang da’i dan disebar ke desa-desa terpencil di daerah Karo.
Koordinator dai, Alit Nurhidayat mengatakan para dai tersebut ditempatkan di enam lokasi, yaitu Desa Rumah Kabanjahe, Desa Cinta Rakyat, Desa Perbulan, Desa Buluh Naman, Desa Kandibata serta Desa Bandar Meriah.
“Aktifitas yang dilakukan para dai tidak hanya ceramah, tetapi mereka membantu aktifitas warga dan berusaha memotivasi dan mengajak masyarakat Muslim untuk kembali memperhatikan agamanya, diantaranya dengan mengadakan pengajian khusus orang tua, remaja dan anak-anak,” sambung Alit.
Disamping itu, KH Rusli Hasbi sebagai pengasuh pesantren mengatakan pemilihan kabupaten Karo sebagai lokasi dakwah adalah selain sebagai daerah perbatasan, juga merupakan daerah yang jarang tersentuh oleh para da’i terutama di desa-desanya sehingga ilmu dasar agama yang tidak sepantasnya mereka tidak mengetahuinya, tidak lagi terjadi.
LAZIS NU berharap dengan adanya kerjasama ini, Nahdliyin yang memang banyak di daerah-daerah mendapatkan pencerahan ilmu-ilmu baru, dan dengan hadirnya para da’i tersebut dapat memotivasi umat Muslim untuk mempelajari agamanya yang selama ini tidak mereka sentuh.
Selain dengan LAZISNU, dalam program pengiriman da’i ini pesantren Qalbun Salim juga bekerjasama dengan berbagai pihak. Program tersebut tidak sebatas satu bulan, tetapi desa-desa yang sudah tersentuh oleh da'i dijadikan sebagai desa binaan yang terus dipantau oleh pesantren. Hingga saat ini sudah 10 desa binaan di Kabupaten Karo dan 3 desa di daerah Ujung Kulon.
Redaktur: Mukafi Niam
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah