YOGYAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta partisipasi Universitas Gajah Mada (UGM) dalam proses rekonsiliasi di Afganistan.
Ajakan ini disampaikan Wasekjen PBNU Abdul Mun'im DZ saat mendampingi 13 delegasi ulama Afganistan berkunjung ke kampus UGM, Yogyakarta, Kamis (19/9).
Mun'im menilai UGM memiliki potensi dan sumberdaya yang dapat menunjang upaya PBNU selama ini di Afganistan. PBNU, lanjutnya, pada 2010 telah menggelar konferensi dengan ulama-ulama Afganistan.
Hal itu ditindaklanjuti dengan dialog, pendirian Islamic Centre, dan pengenalan pemikiran NU terkait kebangsaan pada kunjungan 10 hari di Afganistan, Juli kemarin, seperti pandangan terhadap Pancasila, trilogi ukhuwah (persaudaraan sesama muslim, sesama warga negara, dan sesama manusia), dan lainnya.
Mun'im menegaskan, usaha ini masih membutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk UGM. "Karena UGM yang punya pusat studi Pancasila, UGM yang punya pusat studi kawasan," katanya.
Menurut Mun'im, mayoritas kelompok radikal di Indonesia justru datang dari negara yang dilanda situasi perang lebih dari 30 tahun itu. "Jadi deradikalisasi seharusnya dilakukan di Afganistan, karena pusatnya, bukan di Indonesia," imbuhnya.
Hadir pula dalam kesempatan ini Ketua PBNU Prof Maksum Mahfud, Rektor UGM Prof Pratikno, serta beberapa pengurus PBNU, para pakar UGM, dan sejumlah kiai.
"Sejak awal NU memiliki konsen pada persoalan perdamaian, termasuk perdamaian global dengan tekad yang tanpa batas, meskipun kapasitas terbatas," ujar Maksum. (Mahbib Khoiron)
Ajakan ini disampaikan Wasekjen PBNU Abdul Mun'im DZ saat mendampingi 13 delegasi ulama Afganistan berkunjung ke kampus UGM, Yogyakarta, Kamis (19/9).
Mun'im menilai UGM memiliki potensi dan sumberdaya yang dapat menunjang upaya PBNU selama ini di Afganistan. PBNU, lanjutnya, pada 2010 telah menggelar konferensi dengan ulama-ulama Afganistan.
Hal itu ditindaklanjuti dengan dialog, pendirian Islamic Centre, dan pengenalan pemikiran NU terkait kebangsaan pada kunjungan 10 hari di Afganistan, Juli kemarin, seperti pandangan terhadap Pancasila, trilogi ukhuwah (persaudaraan sesama muslim, sesama warga negara, dan sesama manusia), dan lainnya.
Mun'im menegaskan, usaha ini masih membutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk UGM. "Karena UGM yang punya pusat studi Pancasila, UGM yang punya pusat studi kawasan," katanya.
Menurut Mun'im, mayoritas kelompok radikal di Indonesia justru datang dari negara yang dilanda situasi perang lebih dari 30 tahun itu. "Jadi deradikalisasi seharusnya dilakukan di Afganistan, karena pusatnya, bukan di Indonesia," imbuhnya.
Hadir pula dalam kesempatan ini Ketua PBNU Prof Maksum Mahfud, Rektor UGM Prof Pratikno, serta beberapa pengurus PBNU, para pakar UGM, dan sejumlah kiai.
"Sejak awal NU memiliki konsen pada persoalan perdamaian, termasuk perdamaian global dengan tekad yang tanpa batas, meskipun kapasitas terbatas," ujar Maksum. (Mahbib Khoiron)
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah