JAKARTA - Pengurus Pusat Lembaga Ta’mir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU)
mencangkan dua program unggulan sebagai upaya mensejahterakan masjid.
Program ini didorong oleh keprihatinan LTMNU atas kelemahan masjid dalam
hal pemberdayaan ekonomi.
Wakil Ketua PP LTMNU Mansur Syaerozi mengatakan, pihaknya akan melakukan terobosan di bidang dakwah dan pemakmuran masjid dengan mencanangkan “Gerakan Infak & Shodaqoh Memakmurkan Masjid” yang disingkat Gismas, serta “Masnu Payment” yang bergerak di bidang jasa layanan pembayaran atau pembelian secara online.
Mansur menjelaskan, Gismas akan dikoordinir orang-orang khusus yang sudah mendapatkan pendidikan dan latihan dari LTMNU yang dikenal sebagai muharrik (penggerak) masjid. Muharrik disyaraktkan bersertifikat resmi dan menangani minimal 10 masjid. Hasil Gismas diperuntukkan untuk memakmurkan kegiatan masjid di bidang pendidikan, kesehatan, kesejahteraan ekonomi jamaah, dan lain-lain.
“Sementara Masnu Payment akan melayani mulai dari bayar rekening listrik, telepon, cicilan motor, bayar infaq dan sedekah, beli barang, dan lain-lain,” katanya dalam rilis yang dikirim ke NU Online, Rabu (17/7).
Menurut Mansur, masjid sudah sepatutnya sejahtera dan mandiri secara ekonomi untuk menopang seluruh kegiatan positif yang dipelopori masjid. Di zaman Rasulullah, masjid adalah tempat yang progresif dan tak hanya sebagai tempat ibadah tapi juga pusat pemberdayaan umat.
“Secara umum pengelolaan Masjid kita masih memprihatinkan. Masih banyak pengurus masjid yang tidak mampu mengoptimalkan peran dan fungsi masjid karena keterbatasan SDM untuk memakmurkan masjid, apalagi memikirkan para jama’ah yang fukara dan masakin di sekitar masjid,” katanya.
Rencananya, LTMNU akan meluncurkan secara resmi dua program unggulan tersebut pada Jumat (26/7) mendatang di gedung PBNU lantai 8, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, dengan menghadirkan 81 muharrik dari wilayah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Wakil Ketua PP LTMNU Mansur Syaerozi mengatakan, pihaknya akan melakukan terobosan di bidang dakwah dan pemakmuran masjid dengan mencanangkan “Gerakan Infak & Shodaqoh Memakmurkan Masjid” yang disingkat Gismas, serta “Masnu Payment” yang bergerak di bidang jasa layanan pembayaran atau pembelian secara online.
Mansur menjelaskan, Gismas akan dikoordinir orang-orang khusus yang sudah mendapatkan pendidikan dan latihan dari LTMNU yang dikenal sebagai muharrik (penggerak) masjid. Muharrik disyaraktkan bersertifikat resmi dan menangani minimal 10 masjid. Hasil Gismas diperuntukkan untuk memakmurkan kegiatan masjid di bidang pendidikan, kesehatan, kesejahteraan ekonomi jamaah, dan lain-lain.
“Sementara Masnu Payment akan melayani mulai dari bayar rekening listrik, telepon, cicilan motor, bayar infaq dan sedekah, beli barang, dan lain-lain,” katanya dalam rilis yang dikirim ke NU Online, Rabu (17/7).
Menurut Mansur, masjid sudah sepatutnya sejahtera dan mandiri secara ekonomi untuk menopang seluruh kegiatan positif yang dipelopori masjid. Di zaman Rasulullah, masjid adalah tempat yang progresif dan tak hanya sebagai tempat ibadah tapi juga pusat pemberdayaan umat.
“Secara umum pengelolaan Masjid kita masih memprihatinkan. Masih banyak pengurus masjid yang tidak mampu mengoptimalkan peran dan fungsi masjid karena keterbatasan SDM untuk memakmurkan masjid, apalagi memikirkan para jama’ah yang fukara dan masakin di sekitar masjid,” katanya.
Rencananya, LTMNU akan meluncurkan secara resmi dua program unggulan tersebut pada Jumat (26/7) mendatang di gedung PBNU lantai 8, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, dengan menghadirkan 81 muharrik dari wilayah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Penulis: Mahbib Khoioron
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah