BREBES - Bendera dan replika lambang NU menghiasi pawai Karnaval Tradisi dan
Budaya Bumiayu Kabupaten Brebes, Jawa Tengah pada Ahad Sore (8/9).
Panji-panji NU tersebut diusung siswa siswi SMA Bustanul Ulum NU
Bumiayu.
“Hidup NU, NU pertahankan tradisi Islami,” teriak anak-anak SMA BU NU lewat pengeras suara saat arak-arakan karnaval yang menyedot puluhan ribu warga. Sambil melambai-lambaikan tangan kepada seluruh penonton dan Bupati Brebes Hj Idza Priyanti, anak-anak NU itu melantunkan shalawat Nabi.
Tidak hanya itu anak-anak SMA BU NU menampilkan marching band Jagadraya. Marching band tersebut selalu dinanti masyarakat Bumiayu karena telah berprestasi tingkat nasional sejak tahun 1990-an.
Ketua Majelis Wakil Cabang NU Bumiayu H Taufiq Tohari bangga bisa berpartisipasi dalam pawai HUT ke-68 Kemerdekaan RI. “Kami bangga, dari unsur NU tampil memikat hati masyarakat,” kata Taufiq di sela menyaksikan jalannya karnaval dari atas panggung penghormatan.
Selain penampilan replika lambang NU dan panji-panji NU juga mengusung tokoh-tokoh NU dari periode ke periode. Termasuk penegasan NU sebagai organisasi yang plurarisme yang mengakui perbedaan di bumi Indonesia.
Tampak juga pasukan pencak silat Pagar Nusa yang merupakan seni bela diri milik NU. Tidak ketinggalan iringan rebana dan seni tradisional Kuntulan. “Seni Kuntulan pernah jaya di Bumiayu saat kepemimpinan Haji Basori era 70-an,” kata H Faris Sulhaq yang juga mantan Wakil Bupati Brebes.
Sindiran terhadap hukuman kematian bagi para koruptorpun diusung para peserta dari SMU BU NU. Sekelompok orang mengusung keranda sementara di belakangnya terlihat setan-setan perempuan. Menggambarkan, para koruptor yang tidak langsung ke kuburan, tetapi akan menjadi setan yang gentayangan.
Ketua Panitia HUT RI Bumiayu H Taryono menjelaskan, kegiatan Karnaval merupakan rangkaian kegiatan HUT. Sebanyak 154 peserta yang terdiri dari kelompok masyarakat, anak sekolah bahkan partai politik berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. “Kami mempersilahkan partai atau calon legislatif memeriahkan acara karnaval, tetapi dilarang meneriakan yel-yel,” pungkasnya.
Pawai yang dimulai pukul 12.00 itu berakhir hingga bada Maghrib. Arus lalu lintas terpaksa dialihkan ke jalan lingkar Bumiayu untuk menghindari kemacetan. (Wasdiun/Abdullah Alawi)
“Hidup NU, NU pertahankan tradisi Islami,” teriak anak-anak SMA BU NU lewat pengeras suara saat arak-arakan karnaval yang menyedot puluhan ribu warga. Sambil melambai-lambaikan tangan kepada seluruh penonton dan Bupati Brebes Hj Idza Priyanti, anak-anak NU itu melantunkan shalawat Nabi.
Tidak hanya itu anak-anak SMA BU NU menampilkan marching band Jagadraya. Marching band tersebut selalu dinanti masyarakat Bumiayu karena telah berprestasi tingkat nasional sejak tahun 1990-an.
Ketua Majelis Wakil Cabang NU Bumiayu H Taufiq Tohari bangga bisa berpartisipasi dalam pawai HUT ke-68 Kemerdekaan RI. “Kami bangga, dari unsur NU tampil memikat hati masyarakat,” kata Taufiq di sela menyaksikan jalannya karnaval dari atas panggung penghormatan.
Selain penampilan replika lambang NU dan panji-panji NU juga mengusung tokoh-tokoh NU dari periode ke periode. Termasuk penegasan NU sebagai organisasi yang plurarisme yang mengakui perbedaan di bumi Indonesia.
Tampak juga pasukan pencak silat Pagar Nusa yang merupakan seni bela diri milik NU. Tidak ketinggalan iringan rebana dan seni tradisional Kuntulan. “Seni Kuntulan pernah jaya di Bumiayu saat kepemimpinan Haji Basori era 70-an,” kata H Faris Sulhaq yang juga mantan Wakil Bupati Brebes.
Sindiran terhadap hukuman kematian bagi para koruptorpun diusung para peserta dari SMU BU NU. Sekelompok orang mengusung keranda sementara di belakangnya terlihat setan-setan perempuan. Menggambarkan, para koruptor yang tidak langsung ke kuburan, tetapi akan menjadi setan yang gentayangan.
Ketua Panitia HUT RI Bumiayu H Taryono menjelaskan, kegiatan Karnaval merupakan rangkaian kegiatan HUT. Sebanyak 154 peserta yang terdiri dari kelompok masyarakat, anak sekolah bahkan partai politik berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. “Kami mempersilahkan partai atau calon legislatif memeriahkan acara karnaval, tetapi dilarang meneriakan yel-yel,” pungkasnya.
Pawai yang dimulai pukul 12.00 itu berakhir hingga bada Maghrib. Arus lalu lintas terpaksa dialihkan ke jalan lingkar Bumiayu untuk menghindari kemacetan. (Wasdiun/Abdullah Alawi)
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah