BANTUL - Akibat derasnya arus perubahan global, suka atau pun tidak, pesantren
dituntut untuk mau menerima “logika” perubahan dengan tetap teguh
memegang tradisinya.
Dengan tetap teguh memegang tradisi yang telah diwariskan secara turun temurun oleh para ulama, pesantren telah terbukti mampu mencetak karakter-karakter tangguh yang melekat pada santri. Ini karena pesantren memang sumbernya pendidikan karakter.
Demikian disampaikan KH Ihsanuddin, wakil rais syuriyah PCNU Bantul di Pesantren Binaul Ummah, Wonolelo, Pleret Bantul (19/04).
Menurut Kiai Ihsan, tradisi yang sudah diwariskan para ulama itu sungguh luar biasa, tetapi untuk kondisi pesantren di abad ke-21, butuh reaktualisasi kembali guna menjawab tantangan jaman yang semakin berkembang.
“Rusaknya karakter generasi bangsa yang sering diberitakan media, merupakan tantangan tersendiri bagi pesantren untuk menghadirkan kembali pendidikan karakter ala pesantren,” tegasnya.
“Bagaimana mengaktualisasikan kembali pendidikan karakter yang dikembangkan pesantren? Kita letakkan kembali pesantren sebagai yang utama. Selama ini kita lupa bahwa yang memberikan sumbangan terbesar dalam pendidikan di Indonesia adalah pesantren. Kalau pesantren kita jadikan yang utama, maka akan lahir pendidikan karakter yang khas dan sesuai dengan karakter Nusantara,” lanjutnya.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Rokhim, Aris Anwaril
Dengan tetap teguh memegang tradisi yang telah diwariskan secara turun temurun oleh para ulama, pesantren telah terbukti mampu mencetak karakter-karakter tangguh yang melekat pada santri. Ini karena pesantren memang sumbernya pendidikan karakter.
Demikian disampaikan KH Ihsanuddin, wakil rais syuriyah PCNU Bantul di Pesantren Binaul Ummah, Wonolelo, Pleret Bantul (19/04).
Menurut Kiai Ihsan, tradisi yang sudah diwariskan para ulama itu sungguh luar biasa, tetapi untuk kondisi pesantren di abad ke-21, butuh reaktualisasi kembali guna menjawab tantangan jaman yang semakin berkembang.
“Rusaknya karakter generasi bangsa yang sering diberitakan media, merupakan tantangan tersendiri bagi pesantren untuk menghadirkan kembali pendidikan karakter ala pesantren,” tegasnya.
“Bagaimana mengaktualisasikan kembali pendidikan karakter yang dikembangkan pesantren? Kita letakkan kembali pesantren sebagai yang utama. Selama ini kita lupa bahwa yang memberikan sumbangan terbesar dalam pendidikan di Indonesia adalah pesantren. Kalau pesantren kita jadikan yang utama, maka akan lahir pendidikan karakter yang khas dan sesuai dengan karakter Nusantara,” lanjutnya.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Rokhim, Aris Anwaril
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah