KUDUS - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan membentuk tim khusus untuk
memperkuat dakwah via internet dengan memperbanyak dan memasukkan
ajaran-ajaran ahlusunnah wal jamaah di internet sehingga dapat menjadi
rujukan masyarakat yang membutuhkan.
“Insyaallah, Kamis (2/5) mendatang, PBNU akan mengadakan pertemuan dengan agenda pembahasan tim ini. Stakeholder NU baik syuriyah, tanfidziyah dan lembaga yang berkompeten bidang ini akan diundang semua,” kata Katib Syuriyah PBNU KH Yahya C Staqub kepada NU Online di Kudus usai dialog publik yang diadakan GP Ansor–Fatayat NU bekerjasama dirjen IKP Kementerian Kominfo di gedung MWCNU Dawe Kudus Sabtu (27/4).
“Insyaallah, Kamis (2/5) mendatang, PBNU akan mengadakan pertemuan dengan agenda pembahasan tim ini. Stakeholder NU baik syuriyah, tanfidziyah dan lembaga yang berkompeten bidang ini akan diundang semua,” kata Katib Syuriyah PBNU KH Yahya C Staqub kepada NU Online di Kudus usai dialog publik yang diadakan GP Ansor–Fatayat NU bekerjasama dirjen IKP Kementerian Kominfo di gedung MWCNU Dawe Kudus Sabtu (27/4).
Putra KH Cholil Bisri yang sering disapa Gus Yahya menyadari dunia
internet sangat strategis menyebarkan informasi. Masyarakat sudah
mengandalkan internet untuk memperoleh informasi termasuk seputar
keagamaan.
“Namun kita sudah tahu, informasi keagamaan yang tersebar di internet banyak yang menjurus pada ajaran radikalisme. Dari sinilah, NU memiliki tanggung jawab untuk membendung melalui tim yang dibentuk nanti,” ujarnya.
Dalam ceramah sebelumnya Gus Yahya menyatakan kelompok radikalisme maupun Wahabi telah menyebarkan ajarannya melalui teknologi informasi. Mereka mendapatkan akses informasi yang berlebih sehingga melakukan kampanye yang masif dengan didukung sumber daya melimpah.
“Namun kita sudah tahu, informasi keagamaan yang tersebar di internet banyak yang menjurus pada ajaran radikalisme. Dari sinilah, NU memiliki tanggung jawab untuk membendung melalui tim yang dibentuk nanti,” ujarnya.
Dalam ceramah sebelumnya Gus Yahya menyatakan kelompok radikalisme maupun Wahabi telah menyebarkan ajarannya melalui teknologi informasi. Mereka mendapatkan akses informasi yang berlebih sehingga melakukan kampanye yang masif dengan didukung sumber daya melimpah.
“Ketika kita mau mencari do’a tahlilan di internet, akan ditemukan
doa tahlilan sesuai ajaran aswaja. Namun, dibawahnya terdapat ajakan
tidak boleh tahlilan, mauludan dan amalan aswaja lainnya yang ditulis
bid’ah atau syirik,” tandas mantan juru bicara presiden KH Abdurrahman
Wahid ini mencontohkan.
Melihat kondisi demikian, kata Gus Yahya, NU akan memberdayakan semua
potensi dan stakeholder, terutama pada bidang teknologi informasi ini.
Redakatur : Mukafi Niam
Kontributor : Qomarul Adib
Redakatur : Mukafi Niam
Kontributor : Qomarul Adib
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah