PURWAKARTA - Wakil Ketua PWNU
Jawa Barat KH HM Jhondien mengatakan, masjid-masjid NU harus dijadikan
sebagai pusat kegiatan umat atau warga Nahdliyin di sekitar.
“Jika tidak begitu, masjid-masjid NU bisa lepas ke pihak-pihak lain,” katanya pada Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) Lembaga Ta’mir Masjid PCNU Purwakarta, di Pondok Pesantren Assalam, Sempur, pada Ahad (7/4).
Persoalannya, sambung kiai kelahiran Subang ini, “mereka” biasanya bukan hanya shalat, tapi menguasai masjid, kemudian membuang kebiasaan-kebiasaan jamaahnya.
“Mereka menyimpan khotibnya, lama kelamaan mimbar, tongkat dan tradisi NU dibuang,” tambahnya.
Salah satu caranya, sesuai yang diamanahkan pada Muktamar NU di Makassar, bahwa masjid Nahdliyin harus dijadikan sebagai sekretariat NU tingkat Ranting. Ia memberikan catatan, bahwa yang bisa dijadikan semacam itu adalah masjid-masjid yang didirikan dan dikelolan jemaah NU.
Senada dengan KH HM Jhondien, Rais Syuriyah PBNU KH Masdar F. Mas’udi menegaskan supaya memaksimalkan fungsi masjid untuk pemberdayaan. Ia menyarankan supaya serambi masjid sebagai ruang hablum minan nas (pemberdayaan umat), sementara ruang dalam hablu minaAllah (shalat).
“Jika tidak begitu, masjid-masjid NU bisa lepas ke pihak-pihak lain,” katanya pada Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) Lembaga Ta’mir Masjid PCNU Purwakarta, di Pondok Pesantren Assalam, Sempur, pada Ahad (7/4).
Persoalannya, sambung kiai kelahiran Subang ini, “mereka” biasanya bukan hanya shalat, tapi menguasai masjid, kemudian membuang kebiasaan-kebiasaan jamaahnya.
“Mereka menyimpan khotibnya, lama kelamaan mimbar, tongkat dan tradisi NU dibuang,” tambahnya.
Salah satu caranya, sesuai yang diamanahkan pada Muktamar NU di Makassar, bahwa masjid Nahdliyin harus dijadikan sebagai sekretariat NU tingkat Ranting. Ia memberikan catatan, bahwa yang bisa dijadikan semacam itu adalah masjid-masjid yang didirikan dan dikelolan jemaah NU.
Senada dengan KH HM Jhondien, Rais Syuriyah PBNU KH Masdar F. Mas’udi menegaskan supaya memaksimalkan fungsi masjid untuk pemberdayaan. Ia menyarankan supaya serambi masjid sebagai ruang hablum minan nas (pemberdayaan umat), sementara ruang dalam hablu minaAllah (shalat).
Rapimda bertema "Wujudkan masjid sebagai pusat pemberdayaan
umat" ini dihadiri 200 imam, khotib, dan ta'mir masjid NU. Kegiatan
terselenggara atas kerjasama PC LTMNU Purwakarta, PP LTMNU, dan PT SInde
Budi Sentosa.
Penulis: Abdullah Alawi
Penulis: Abdullah Alawi
Sumber : NU Online
Foto Ilustrasi : Kuliah ba'da shubuh di Masjid al-Amin Balikpapan
Foto Ilustrasi : Kuliah ba'da shubuh di Masjid al-Amin Balikpapan
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah