JAKARTA - Pimpinan Pusat Pemerintahan Provinsi Perbatasan Thailand Selatan
(SBPAC-Southern Border Provinces Administrative Center of The Kingdom of
Thailand) berkunjung ke kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta,
Senin (27/5) petang.
”Kami datang ke sini adalah dalam rangka silaturahim dan menjalin
kerja sama di antara Indonesia, khususnya Nadlatul Ulama, dan Thailand
Selatan,” kata Ketua Dewan Penasehat SBPAC Abdul Azis bin Hawan.
Azis datang bersama belasan pimpinan SBAC lainnya dan diterima
KetuaUmum PBNU KH Said Aqil Siroj, Sekretaris Jendral PBNU H Marsudi
Syuhud, Bendahara Umum H Bina Suhendra, Ketua PBNU H Iqbal Sulam, dan
sejumlah pengurus lainnya.
Menurut Azis, secara kebudayaan Thailand memiliki banyak kemiripan
dengan Indonesia. ”Kami berharap Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menjadi
saham untuk kerja sama meningkatkan bidang pendidikan, kebudayaan, dan
keagamaan,” ujarnya.
Forum pertemuan berlangsung dialogis. Kang Said, sapaan KH Said Aqil
Siroj, menjelaskan bahwa karakter Islam yang diusung NU adalah moderat,
toleran, berwawasan kebangsaan, dan menjunjung tinggi asas kemanusiaan.
Sebanyak 21 ribu pesantren NU mengembangkan ajaran ini dan mampu
bersinergi dan menjadi perekat bagi keanekaragaman budaya di Indonesia.
Pihak SBPAC juga mengenalkan, Thailand Selatan memiliki 468
pesantren, dan dari jumlah tersebut 286 di antaranya telah menjadi
sekolah agama. ”Mengenai ajaran, saya rasa hampir sama. Kami juga
mengenal adanya Kitab Kuning,” kata Persatuan Alumni Indonesia di
Thailand Selatan Abdul Hafiz Hiley yang ikut bersama rombongan.
Sementara itu, Iqbal menambahkan, NU pernah memberi masukan kepada
pemerintahan Thailand pada periode kepengurusan lalu terkait krisis di
negara ini. NU pada waktu itu berkunjung dan mengusulkan agar pemerintah
tidak mengedepankan pendekatan militer dan menginternasionalisasi isu
konflik.
Di hadapan forum, Kang Said tak lupa juga mengucapkan selamat hari
Waisak kepada peserta rombongan yang beragama Budha. Mayoritas dari
mereka adalah muslim yang memiliki perhatian terhadap proses perdamaian
di negaranya.
”Semoga ini bukan pertemuan terakhir. Kami berharap ada
pertemuan-pertemuan lanjutan. Kami mengundang NU dapat datang ke negara
kami untuk memberi pengenalan Islam di sana,” kata Azis.
Penulis: Mahbib Khoiron
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah