Headlines News :
Home » » Diklat Muharrik Masjid NU Digelar di NTB

Diklat Muharrik Masjid NU Digelar di NTB

MATARAM - Setelah menggelar Pendidikan dan Latihan (diklat) Muharrik atau Kader Penggerak Masjid untuk wilayah Jawa Barat dan Banten, Jawa Tengah, kini Pengurus Pusat Lembaga Ta`mir Masjid NU (LTMNU) kembali menggelar kegiatan serupa untuk kawasan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Diklat dalam rangka pemakmuran masjid dan jamaah tersebut  dibuka Ketua Umum LTM PBNU KH Abdul Manan A. Ghani di aula Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Mataram, Kamis malam (27/6). Kegiatan tersebut akan berlangsung sampai Sabtu (29/6).

Dalam sambutannya Kiai Manan mengatakan, ada sekitar sejuta masjid di Indonesia. Menurut para peniliti, 80 persen masjid itu dibangun warga NU.

Jumlah sedemikian banyak itu, kata Kiai Manan, adalah potensi besar untuk perjuangan memakmurkan umat di sekitar masjid itu, “Dengan demikian, kita harus menjadikan masjid bukan hanya sekadar tempat shalat, tapi pemberdayaan umat,” tambahnya.

Karena masjid di Indonesia itu paling banyak di dunia, sehingga LTMNU harus bekerja keras untuk mengingatkan warga NU supaya menjadikan masjid sebagai pusat pemberdayaan umat.

Untuk tujuan itu, PP LTMNU telah menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di 17 wilayah, menggelar Rapat Pimpinan Daerah di 50 kabupaten dan kota, “Kemudian menggelar diklat muharrik (penggerak masjid) NU.

Kiai Manan kemudian menegaskan program tujuh aksi masjid, yaitu salamatan fiddin. LTMNU harus memperkuat akidah ahlu sunah, syariah, dan akhlak jamaah.

Wafiyatan fil jasad, menjadikan masjid sebagai pusat kesehatan. Masjid harus bersih dan sehat. Wjiyadatan fil-ilmi, masjid sebagai pusat kegiatan keilmuan, misalnya dengan mendirikan TPA, pengajian akhlak, tafsir, atau bidang-bidang lain sesuai dengan keinginan jamaah.

Wabarokatan fi rizky, masjid harus menjadi pemberdayaan umat, “Penguatannya melalui zakat, maka harus diaktifkan LAZISNU untuk membangun kewirausahaan umatnya,” katanya.

Wataubatan qobla maut, menjadika masjid sebagai pusat dakwah. Warohmatan qoblal maut, masjid sebagai kegiatan sosial, menolong orang sakit, atau terkena bencana.

Wa maghfirotan ba’dal maut, di masjid juga tempat untuk mendoakan orang, yaitu dengan tahlilan, istighasah, Yasinan, ratiban, berzanjinan, atau laillatul ijtima’. 

Penulis: Abdullah Alawi    
Share this article :

0 comments:

Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.

Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah

 
||
||
PCNU KOTA BALIKPAPAN - KALIMANTAN TIMUR © 2013-2014 | ALL RIGHT RESERVED
Supported : Madinatul Iman Media Group and Maskoli