BALIKPAPAN - Rois Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Pusat, KH Hasym
Muzadi mengimbau agar seluruh warga Nahdliyin di kota Balikpapan terus
ikut serta dalam mempertahankan eksistensi NU, karena NU dinilai sebagai
jimat agama dan bangsa.
"Kalau dibawa ke negara, pikiran NU dan Muhammadiyah, sebagai organisasi Islam dan terbesar selalu dibutuhkan. Karena kita di NU tidak mewajibkan membentuk negara, tapi mewajibkan amaliah agama. NU inilah yang menjadi jimatnya agama dan jimatnya negara. Kalau NU lemah maka penyangga negara juga akan lemah," ujarnya saat membawakan tablig akbar dalam pembukaan Konfercab NU ke XVII kota Balikpapan, di aula Graha Pemuda, Sabtu (24/11/2012).
Mantan Ketua Umum PBNU ini juga banyak mengulas perbandingan yang terjadi di era orde baru dan reformasi. Menurutnya, Indonesia kini mengalami perubahan besar dengan hadirnya era reformasi. Dimana keran informasi dan azas kebebasan dibuka seluas-luasnya, sehingga menyebabkan bangsa ini seakan kehilangan filter.
"Dulu zaman Soeharto aman, tenteram, karena peraturannya ketat. Dulu semua pintu-pintu ditutup, akhirnya pengap dan gelap. Tapi setelah berjalan kurang lebih 30 tahun sekarang semua pintu dibuka, gara-gara pintunya dibuka terjadi masuk angin dimana-mana," ujarnya disambut gelak tawa audience.
Pembukaan Konfercab NU di Balikpapan dihadiri Walikota Rizal Effendi, Kepala Kantor Kemenang Balikpapan H Saifi, Ketua FKUB H Abd Muis, Rois Syuriah PCNU Balikpapan KH M Anas Mochtar, Ketua PWNU Kaltim KH Abdul Rasyd, dan ribuan warga Nahdliyin. (*/tribunkaltim)
"Kalau dibawa ke negara, pikiran NU dan Muhammadiyah, sebagai organisasi Islam dan terbesar selalu dibutuhkan. Karena kita di NU tidak mewajibkan membentuk negara, tapi mewajibkan amaliah agama. NU inilah yang menjadi jimatnya agama dan jimatnya negara. Kalau NU lemah maka penyangga negara juga akan lemah," ujarnya saat membawakan tablig akbar dalam pembukaan Konfercab NU ke XVII kota Balikpapan, di aula Graha Pemuda, Sabtu (24/11/2012).
Mantan Ketua Umum PBNU ini juga banyak mengulas perbandingan yang terjadi di era orde baru dan reformasi. Menurutnya, Indonesia kini mengalami perubahan besar dengan hadirnya era reformasi. Dimana keran informasi dan azas kebebasan dibuka seluas-luasnya, sehingga menyebabkan bangsa ini seakan kehilangan filter.
"Dulu zaman Soeharto aman, tenteram, karena peraturannya ketat. Dulu semua pintu-pintu ditutup, akhirnya pengap dan gelap. Tapi setelah berjalan kurang lebih 30 tahun sekarang semua pintu dibuka, gara-gara pintunya dibuka terjadi masuk angin dimana-mana," ujarnya disambut gelak tawa audience.
Pembukaan Konfercab NU di Balikpapan dihadiri Walikota Rizal Effendi, Kepala Kantor Kemenang Balikpapan H Saifi, Ketua FKUB H Abd Muis, Rois Syuriah PCNU Balikpapan KH M Anas Mochtar, Ketua PWNU Kaltim KH Abdul Rasyd, dan ribuan warga Nahdliyin. (*/tribunkaltim)