TURKI - Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Turki mengadakan kegiatan berkumpul bersama memperingati harlah NU sekaligus perayaan Maulid Nabi SAW di Kota Konya, Turki pada Jumat hingga Ahad (1-3/2).
Keanggotaan PCINU Turki sendiri tersebar di seluruh penjuru Turki, mulai dari Istanbul, Ankara, Malatya, Samsun, Bursa, Kocaeli dan Konya sendiri. Acara juga dihadiri oleh perwakilan dari organisasi kemitraan di Turki lainnya seperti Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM).
Menurut ketua Tanfiziyah PCINU Turki Labib Syauqi, acara yang berlangsung selama tiga hari ini bertujuan dalam rangka memperingati Harlah NU yang ke 87 sekaligus mempertemukan anggota-anggota PCI NU Turki yang sebelumnya hanya mampu berdiskusi dalam dunia maya.
“Acara ini untuk mengakrabkan. Sebelumnya kan cuma lewat dunia maya. Sekarang anggota-anggota ini dipertemukan sehingga nantinya bisa menguatkan ukhuwah di organisasi.” Ungkap Labib.
Dikemas dalam berbagai program, acara diawali dengan harlah NU dan pembacaan diba’ di gedung Mevlana Derneği. Dalam kesempataan ini Doç. Dr. Seyit Bahcivan selaku musytasyar PCINU Turki berkenan memberikan sambutannya. Pembacaan diba’ dipimpin oleh rais syuriah, H. Ahmad Faiz Irsyad, Lc., MA.
Hari kedua berlangsung dengan perkenalan budaya Indonesia kepada undangan yang separuhnya adalah warga Turki. Mahasiswa Universitas Selcuk, Muhammad Abdullah Azzam menyampaikan presentasi slide yang diselingi dengan foto-foto Indonesia.
Berestafet pada malam hari, rombongan bergerak menuju Mevlana Kultur Merkezi. Di sini undangan disuguhi dengan ritual tarian Sema (Whirling Darwish) yang juga menjadi simbol kota Konya.
Hari terakhir, seluruh anggota diajak untuk berwisata islami ke tempat-tempat penting di kota Konya. Beberapa tempat yang dikunjungi antara lain Museum Mevlana, Masjid Alaeddin Keykubad, dan şems-i tebrizi yang merupakan makam ulama Turki sekaligus masjid. Di sela-sela wisata, beberapa juga bersemangat menjajaki toko souvenir untuk membeli oleh-oleh.
Kesempatan bertatap muka secara langsung juga dimanfaatkan untuk berkumpul dan berdiskusi. Di sela-sela kegiatan, para anggota memusyawarahkan masalah NU kekinian baik yang bersifat internal maupun eksternal.
“Intinya kita ingin membangkitkan nilai-nilai aswaja melalui rangkaian kegiatan ini.” Kata Labib usai rangkaian acara.
Perlu diketahui, PCINU Turki telah berdiri setahun lalu dan bersama-sama dengan lembaga Indonesia di Turki lain menyusun kemajemukan masyarakat Indonesia di Turki. [*/NUOnline]
Keanggotaan PCINU Turki sendiri tersebar di seluruh penjuru Turki, mulai dari Istanbul, Ankara, Malatya, Samsun, Bursa, Kocaeli dan Konya sendiri. Acara juga dihadiri oleh perwakilan dari organisasi kemitraan di Turki lainnya seperti Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM).
Menurut ketua Tanfiziyah PCINU Turki Labib Syauqi, acara yang berlangsung selama tiga hari ini bertujuan dalam rangka memperingati Harlah NU yang ke 87 sekaligus mempertemukan anggota-anggota PCI NU Turki yang sebelumnya hanya mampu berdiskusi dalam dunia maya.
“Acara ini untuk mengakrabkan. Sebelumnya kan cuma lewat dunia maya. Sekarang anggota-anggota ini dipertemukan sehingga nantinya bisa menguatkan ukhuwah di organisasi.” Ungkap Labib.
Dikemas dalam berbagai program, acara diawali dengan harlah NU dan pembacaan diba’ di gedung Mevlana Derneği. Dalam kesempataan ini Doç. Dr. Seyit Bahcivan selaku musytasyar PCINU Turki berkenan memberikan sambutannya. Pembacaan diba’ dipimpin oleh rais syuriah, H. Ahmad Faiz Irsyad, Lc., MA.
Hari kedua berlangsung dengan perkenalan budaya Indonesia kepada undangan yang separuhnya adalah warga Turki. Mahasiswa Universitas Selcuk, Muhammad Abdullah Azzam menyampaikan presentasi slide yang diselingi dengan foto-foto Indonesia.
Berestafet pada malam hari, rombongan bergerak menuju Mevlana Kultur Merkezi. Di sini undangan disuguhi dengan ritual tarian Sema (Whirling Darwish) yang juga menjadi simbol kota Konya.
Hari terakhir, seluruh anggota diajak untuk berwisata islami ke tempat-tempat penting di kota Konya. Beberapa tempat yang dikunjungi antara lain Museum Mevlana, Masjid Alaeddin Keykubad, dan şems-i tebrizi yang merupakan makam ulama Turki sekaligus masjid. Di sela-sela wisata, beberapa juga bersemangat menjajaki toko souvenir untuk membeli oleh-oleh.
Kesempatan bertatap muka secara langsung juga dimanfaatkan untuk berkumpul dan berdiskusi. Di sela-sela kegiatan, para anggota memusyawarahkan masalah NU kekinian baik yang bersifat internal maupun eksternal.
“Intinya kita ingin membangkitkan nilai-nilai aswaja melalui rangkaian kegiatan ini.” Kata Labib usai rangkaian acara.
Perlu diketahui, PCINU Turki telah berdiri setahun lalu dan bersama-sama dengan lembaga Indonesia di Turki lain menyusun kemajemukan masyarakat Indonesia di Turki. [*/NUOnline]