Headlines News :
Home » » Ulama Palestina Ikut Istighotsah bersama Nahdliyin di Masjid An-Nahdliyah

Ulama Palestina Ikut Istighotsah bersama Nahdliyin di Masjid An-Nahdliyah

JAKARTA - Ulama asal Palestina Dr Syaikh Muhammad Utsman antusias ikut serta dalam acara Istighotsah dan pengajian bulanan yang digelar di Masjid An-Nahdliyah yang terletak di lantai dasar gedung PBNU, Jakarta Pusat, para Rabu (31/1) malam, beberapa pekan yang lalu sebagaimana di beritakan oleh NU Online.

Kegiatan rutin yang dimotori Pengurus Pusat Lembaga Dakwah NU (LDNU) ini dihadiri Ketua PP LDNU KH Zakky Mubarak, para ulama NU, dan Nahdliyin dari berbagai daerah. Acara tersebut sekaligus untuk memperingati maulid Nabi Muhammad SAW.

Sejak awal acara, Syaikh Utsman menirukan lantunan ayat al-Qur’an, shalawat, pujian dan doa dalam bacaan istighotsah yang dipimpin para kiai NU, antara lain KH Abu Na’im Khafifi, KH Abdullah Nur, dan KH Ibrahim Karim. Ia juga menyimak kajian kitab kuning seputar maulid asuhan KH Mishbahul Munir.

Syaikh Utsman merupakan salah satu korban kekejaman Israel di Palestina yang kemudian mengungsi bersama keluarganya ke Lebanon. Kini, Syaikh Utsman menetap di sana dan dipercaya mengajar di Universitas Global Beirut Lebanon.

Sekretaris PP LDNU KH Nurul Yakin Ishaq menyampaikan, kunjungan Syaikh Utsman ke Indonesia terkait dengan sejumlah agenda, termasuk penyelenggaraan Mulaqa Sufi ’Alami (pertemuan sufi internasional) yang akan diselenggarakan Jam’iyah Thariqah Mu’tabarah an-Nahdliyah (Jatman).
Dalam kesempatan itu, Syaikh Utsman juga dalam ceramahnya menyambapaikan bahwa bid’ah atau kreativitas dalam beragama tak selalu menyimpang dari agama. Selama bid’ah ditujukan pada hal yang positif tanpa menyekutukan Allah, kegiatan tersebut sah dilakukan.

Mengutip pendapat sejumlah ulama klasik, Syaikh Utsman membagi bid’ah menjadi dua, yakni bid’ah sayyiah (bid’ah yang buruk) dan bid’ah hasanah (bid’ah yang baik). Menurut dia, bid’ah hasanah, seperti peringatan maulid Nabi, didapati rujukannya dalam kitab suci al-Qur’an.

Dosen Universitas Global Lebanon ini mendasarkan pandangannya pada surat al-Hadid ayat (27). Ayat ini menjelaskan tentang sejarah para pengikut Nabi Isa yang melakukan bid’ah di luar kewajiban agama. Karena tujuannya untuk mencari keridlaan-Nya maka mereka pun dilimpahi pahala.

“Rahbaniyyah (tradisi kerahiban untuk tidak beristri atau bersuami, red) yang dipraktikkan pengikut Nabi Isa saat itu di luar perintah Allah. Tapi itulah contoh bid’ah hasanah yang juga diakui keabsahannya dalam al-Qur’an,” tuturnya.

Dalam konteks peringatan maulid, kata Syaikh Utsman, umat Islam tak perlu ragu menyelenggarakannya. Maulid Nabi adalah bentuk kecintaan dan kegembiraan atas kehadiran Rasulullah SAW. Kegiatan tersebut sah sebagai upaya tawassul (menjadikan perantara) menuju Allah.

Syaikh Utsman juga mengurai sejumlah kisah kecintaan sahabat terhadap Nabi Muhammad SAW dalam berbagai bentuk. Ia mengajak segenap umat Islam untuk senantiasa meneladani nabi terakhir ini di setiap bidang kehidupan. [NUOnline]
Share this article :
 
||
||
PCNU KOTA BALIKPAPAN - KALIMANTAN TIMUR © 2013-2014 | ALL RIGHT RESERVED
Supported : Madinatul Iman Media Group and Maskoli