Headlines News :
Home » » NU Jatim Gunakan Konsep Ahlul Halli wal Aqdi dalam Konferwil

NU Jatim Gunakan Konsep Ahlul Halli wal Aqdi dalam Konferwil

SURABAYA - Rapat harian gabungan syuriyah dan tanfidziah, Ahad dalam rangka persiapan Konferensi Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama(PWNU) Jatim meminta agar pihak luar tidak ikut campur, apalagi mengatur otoritas NU.

Antisipasi ini perlu dilakukan mengingat Jawa Timur sedang dalam proses Pemilihan Gubernur sehingga banyak pihak berkepentingan dengan suara NU. Salah satu strategi yang diambil dalam pemilihan rais syuriyah dan ketua tanfidziyah adalah menggunakan metode yang digunakan sejak zaman sahabat Rusulullah SAW yakni dengan konsep "ahlul halli wal ‘aqdi" (AHWA) sebagaimana rilis yang dikirimkan ke NU Online.

Ini merupakan konsep lama yang pernah digunakan NU di masa lalu dan terakhir digunakan pada Muktamar Situbondo (1984), namun konsep akan dipadu dengan sistem demokrasi NU seperti diatur pada anggaran rumah tangga NU pasal 42 sehingga konsep ini menjadi konsep baru yang akan dilaksanakan pertama kali oleh PWNU Jatim.

AHWA terdiri dari 9 kiai khos yang dipilih oleh Rais se Jatim. Mekanismenya, sebelum konferwil NU Jatim, PCNU melalui rapat gabungan syuriyah dan tanfidziyah mengusulkan tiga nama calon dari mana saja di daerah Jatim rais syuriyah dan ketua tanfidziah. Kemudian ditabulasi oleh panitia, hasil tabulasi akan diumumkan secara terbuka dihadapan peserta konferwil. Nama-nama itu akan diambil sembilan peringkat teratas untuk syuriah (sembilan nama yang disebut 'ahlul halli wal aqdi) dan sembilan teratas untuk tanfidziah. Musyawarah akan dipandu pimpinan PBNU.

Sistem baru yang merupakan hasil penyempurnaan pola lama dengan pola baru itu  bertujuan melaksanakan amanat konstitusi dengan baik dan benar, memilih pemimpin yang mempunyai kompetensi maksimal, menghindari pengaruh ekternal dalam menentukan kepemimpinan, menangkal "riswah" atau suap yang sering disebut dengan "money politics" (politik uang) dan juga menangkal intervensi eksternal berupa calon dadakan atau calon bayaran.

Dengan sistem baru ini PWNU berharap mendapatkan pemimpin terbaik yang Al-Shidqu dapat dipercaya, selalu benar, tidak berdusta, Al-Amânah wa al-wafâ bi al-’ahd dapat menepati janji, Al-Ta’âwun tolong menolong di antara anggota-anggota NU khususnya dan sesama umat muslim pada umumnya, berpengalaman secara organisasi. Sehingga dapat membawa NU menjadi lebih baik. [NUOnline]

Share this article :
 
||
||
PCNU KOTA BALIKPAPAN - KALIMANTAN TIMUR © 2013-2014 | ALL RIGHT RESERVED
Supported : Madinatul Iman Media Group and Maskoli