JEMBER - Manusia ditakdirkan oleh Allah berbeda, baik dari sisi fisik, etnis,
agama, maupun pemikiran. Namun jangan sekali-kali mencari perbedaan,
tapi carilah titik temu. Sebab, semua manusia juga memiliki kesamaan dan
titik temu.
Demikian disampaikan Ketua Pengurus Cabang NU (PCNU) Kabupaten Jember KH Abdullah Syamsul Arifin dalam acara halal bihalal keluarga besar Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa (FKKB) di gedung olahraga Garuda, Kaliwates, Jember, Jawa Timur, Ahad (15/9) malam.
Forum ini dihadiri sekitar 500 orang. Mereka adalah berasal dari lintas etnis dan golongan, seperti WNI keturunan, muslim, dan nonmuslim. Hadir juga beberapa pendeta dan para kiai.
Menurut Gus A’ab, sapaan akrabnya, perbedaan merupakan rahmat bagi alam semesta. “Justru indahnya silaturrahmi karena kita berbeda-beda,” tukasnya.
Dia menambahkan, Islam sangat menghargai adanya perbedaan. Orang Islam yang baik, katanya, adalah orang yang memberikan ruang bagi orang lain untuk berbeda.
“Demikian juga dengan keyakinan, oran Islam yakin agamanya paling benar. Tapi keyakinan itu tidak boleh menghalangi orang lain untuk meyakini agama yang dianutnya. Mereka juga punya hak untuk meyakini agamanya,” ungkapnya
Gus A’ab juga mengutip pemikiran KH Ahmad Shiddiq tentang trilogi ukhuwah. Yaitu ukhuwah islamiyah (persaudaraan sesama muslim), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama warga negara) dan ukhuwah basyariah (persaudaraan sesama manusia). Sehingga apapun perbedaan manusia tetap mempunyai kesamaan.
“Kalau kita misalnya lain agama, kita masih punya kesamaan lain, yaitu sama-sama warga negara Indonesia, dan disitulah kita bersaudara,” jelasnya.
Halal bihalal itu berjalan lancar dan dihadiri sekitar 500 orang. Mereka adalah insan lintas etnis seperti WNI keturunan, muslim dan non muslim. Hadir juga beberapa pendeta dan para kiai. (Aryudi A Razaq/Mahbib)
Demikian disampaikan Ketua Pengurus Cabang NU (PCNU) Kabupaten Jember KH Abdullah Syamsul Arifin dalam acara halal bihalal keluarga besar Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa (FKKB) di gedung olahraga Garuda, Kaliwates, Jember, Jawa Timur, Ahad (15/9) malam.
Forum ini dihadiri sekitar 500 orang. Mereka adalah berasal dari lintas etnis dan golongan, seperti WNI keturunan, muslim, dan nonmuslim. Hadir juga beberapa pendeta dan para kiai.
Menurut Gus A’ab, sapaan akrabnya, perbedaan merupakan rahmat bagi alam semesta. “Justru indahnya silaturrahmi karena kita berbeda-beda,” tukasnya.
Dia menambahkan, Islam sangat menghargai adanya perbedaan. Orang Islam yang baik, katanya, adalah orang yang memberikan ruang bagi orang lain untuk berbeda.
“Demikian juga dengan keyakinan, oran Islam yakin agamanya paling benar. Tapi keyakinan itu tidak boleh menghalangi orang lain untuk meyakini agama yang dianutnya. Mereka juga punya hak untuk meyakini agamanya,” ungkapnya
Gus A’ab juga mengutip pemikiran KH Ahmad Shiddiq tentang trilogi ukhuwah. Yaitu ukhuwah islamiyah (persaudaraan sesama muslim), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama warga negara) dan ukhuwah basyariah (persaudaraan sesama manusia). Sehingga apapun perbedaan manusia tetap mempunyai kesamaan.
“Kalau kita misalnya lain agama, kita masih punya kesamaan lain, yaitu sama-sama warga negara Indonesia, dan disitulah kita bersaudara,” jelasnya.
Halal bihalal itu berjalan lancar dan dihadiri sekitar 500 orang. Mereka adalah insan lintas etnis seperti WNI keturunan, muslim dan non muslim. Hadir juga beberapa pendeta dan para kiai. (Aryudi A Razaq/Mahbib)
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah