Headlines News :
Home » » KH Malik Madani : Sedekah Politik Haram

KH Malik Madani : Sedekah Politik Haram

JAKARTA - Islam menetapkan hukum haram bagi praktik pemberian dan penerimaan sedekah politik. Sedekah politik atau infaq politik menjadi istilah yang kerap digunakan di kalangan elit pemerintah, politikus, dan juga masyarakat umum.

Demikian dikatakan Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Malik Madani kepada NU Online di Gedung PBNU lantai empat, Jalan Kramat Raya nomor 164, Jakarta Pusat, Selasa (18/6) siang.

“Istilah sedekah politik merupakan pengaburan bahasa yang menyesatkan,” tegas KH Malik Madani.

KH Malik Madani memberikan contoh konkret sedekah politik pada pemberian sesuatu calon bupati, walikota, gubernur, atau anggota legislatif kepada masyarakat atau warga di daerah pemilihannya. Bentuk pemberian itu bisa berupa uang, fasilitas, wanita, kekuasaan, dan lain bentuk.

Praktik seperti itu, lanjut KH Malik Madani, sudah merupakan money politics. Sedangkan money politics itu sendiri dalam istilah agama dikenal risywah siyasiyah, bukan sodaqoh. Dalam kitab-kitab fiqih, definisi sedekah sudah jelas. ‘Wa innamas sodaqatu summiyatis sodaqatu sodaqatan lisidhqi niyyati sahibiha’. Sedekah itu disebut sedekah hanya karena ketulusan niat pemberinya tanpa pamrih.

Sedangkah niat sedekah politik itu sudah tidak benar, katanya. Niatnya jelas memengaruhi penerimanya untuk memenuhi harapan si pemberi. Karenanya, praktik itu bukan lagi sodaqoh, tetapi risywah siyasiyah.

Keduanya berbeda. Tidak ada keraguan. Hukum ini diputuskan dalam Munas-Konbes NU 2012, tegas KH Malik.

KH Malik Madani menutup keterangannya dengan menyebutkan hadis shahih Bukhari dan Muslim, ‘Tsalatsatun la yanzhurullahu ilaihim wa la yuzakkihim yaumal qiyamah wa lahum adzabun alim.’ Tiga orang yang tidak akan diperhatikan oleh Allah dan tidak akan disucikan kesalahannya pada hari Kiamat.

Salah satunya yang relevan dengan keadaan sekarang, tambah KH Malik Madani, ‘Rajulun baya‘a imamahu la yubayi‘uhu illa lidunya. Fa in a’thahu minha, radliya. Wa in lam yu’thihi minha, sakhitha.’ Seseorang yang mengangkat pemimpinnya di mana ia mengangkat pemimpinnya karena dunia. Kalau pemimpinnya memberikan sesuatu duniawi, ia senang. Kalau tidak, ia akan kecewa.


Penulis: Alhafiz Kurniawan
Share this article :

0 comments:

Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.

Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah

 
||
||
PCNU KOTA BALIKPAPAN - KALIMANTAN TIMUR © 2013-2014 | ALL RIGHT RESERVED
Supported : Madinatul Iman Media Group and Maskoli