JAKARTA - Delapan mahasiswa American University Amerika Serikat meneliti
dampak globalisasi di negara-negara Asia Tenggara. Mereka berasal dari
berbagai jurusan sehingga penelitiannya terhadapa beberapa dampak, yaitu
budaya, ekonomi, keamanan dan agama.
Setelah melakukan penelitian selama dua bulan di Malaysia, dilanjutkan di Indonesia. Di antara tempat yang diteliti adalah Pondok Pesantren Ashidiqiyah dan PBNU (Jakarta). Mereka datang ke PBNU pada Kamis sore (11/7).
Di PBNU, delapan mahasiswa yang dipimpin Profesor Peek Heng tersebut diterima Sekretaris Jenderal PBNU H Marsudi Syuhud. Dalam pertemuan itu mereka bertanya soal NU,tentang hubungan agama dan negara, toleransi, dan bagaimana cara hidup dalam keragaman.
Marsudi Syuhud menjelaskan bahwa NU sudah berdiri sebelum Indonesia merdeka. Organisasi ini didirikan para pemuka agama yang berbasis di pesantren. Pada perkembangannya NU mendirikan badan otonom, lajnah, dan lembaga-lembaga.
Marsudi juga menjelaskan bahwa di Indonesia ada “Bhineka Tunggal Ika” sebagai semboyan hidup bersama dalam kerukunan.
Di akhir kunjungan kedua belah pihak mengajak untuk mengadakan pertukaran pelajar. PBNU kemudian mempertemukan 8 mahasiswa tersebut dengan Pengurus Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.
Penulis: Abdullah Alawi Setelah melakukan penelitian selama dua bulan di Malaysia, dilanjutkan di Indonesia. Di antara tempat yang diteliti adalah Pondok Pesantren Ashidiqiyah dan PBNU (Jakarta). Mereka datang ke PBNU pada Kamis sore (11/7).
Di PBNU, delapan mahasiswa yang dipimpin Profesor Peek Heng tersebut diterima Sekretaris Jenderal PBNU H Marsudi Syuhud. Dalam pertemuan itu mereka bertanya soal NU,tentang hubungan agama dan negara, toleransi, dan bagaimana cara hidup dalam keragaman.
Marsudi Syuhud menjelaskan bahwa NU sudah berdiri sebelum Indonesia merdeka. Organisasi ini didirikan para pemuka agama yang berbasis di pesantren. Pada perkembangannya NU mendirikan badan otonom, lajnah, dan lembaga-lembaga.
Marsudi juga menjelaskan bahwa di Indonesia ada “Bhineka Tunggal Ika” sebagai semboyan hidup bersama dalam kerukunan.
Di akhir kunjungan kedua belah pihak mengajak untuk mengadakan pertukaran pelajar. PBNU kemudian mempertemukan 8 mahasiswa tersebut dengan Pengurus Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah