JAKARTA - Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengingatkan pentingnya kemandirian bagi NU dalam menjalankan roda organisasi.
Hal ini dikatakan ketika memberikan sambutan dalam peresmian Saudagar Fest 2013 yagn diselenggarakan Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) di Mall of Indonesia, Jakarta, Sabtu (14/9).
Islam, katanya, sangat menghormati kewirausahaan. Ia mencontohkan, hikmah dipilihnya Nabi Muhammad yang keturunan suku Quraisy, karena suku tersebut merupakan suku pedagang yang memiliki jaringan seantero jarizah Arab.
“Pernyataan bahwa Islam tidak mendorong dunia usaha itu salah besar,” katanya.
Ia mencontohkan, beberapa ulama besar, seperti Abu Hanifah, merupakan ulama sekaligus saudagar besar. Karena itu, ia berani berpendapat bahwa haram hukumnya guru ngaji Al-Qur’an minta bayaran. Pendapat berbeda disampaikan oleh muridnya, Abu Yusuf bahwa yang paling berhak menerima bayaran adalah guru ngaji Qur’an.
“Kenapa ini bisa terjadi, karena Abu Hanifah sudah kaya, sedangkan muridnya miskin,” tegasnya.
Ia juga mencontohkan sufi yang juga kaya raya, yaitu Abu Hasan As-Syadzili, yang hidupnya berlimpah harta dan menjalani kehidupan yang baik.
Suatu saat, terdapat seorang tamu, yang berpendapat bahwa seorang sufi harus hidup sederhana, bahkan miskin, tetapi As-Syadzili menyampaikan pesan kepada guru orang tersebut “sampai kapan memikirkan dunia terus.”
Ketika pulang, pesan tersebut disampaikan kepada gurunya yang tinggal di Tunisia, dan mengakui ia masih memikirkan harta. “As-Syadzili meskipun kaya, tidak lagi memikirkan harta, sementara aku karena miskin, yang dipikirkan harta saja.”
Terkait dengan perekonomian Indonesia, Kiai Said prihatin dengan semakin melebarnya ketimpangan antara si kaya dan si miskin. Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang digembar-gemborkan pemerintah dan sudah dikucurkan lebih dari 80 trilyun ternyata belum menyentuh kelompok paling miskin, yang tidak memiliki agunan sebagai jaminan kredit. Ia meminta agar pemerintah membuat sebuah mekanisme agar kelompok tersebut memiliki akses permodalan. (mukafi niam)
Hal ini dikatakan ketika memberikan sambutan dalam peresmian Saudagar Fest 2013 yagn diselenggarakan Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) di Mall of Indonesia, Jakarta, Sabtu (14/9).
Islam, katanya, sangat menghormati kewirausahaan. Ia mencontohkan, hikmah dipilihnya Nabi Muhammad yang keturunan suku Quraisy, karena suku tersebut merupakan suku pedagang yang memiliki jaringan seantero jarizah Arab.
“Pernyataan bahwa Islam tidak mendorong dunia usaha itu salah besar,” katanya.
Ia mencontohkan, beberapa ulama besar, seperti Abu Hanifah, merupakan ulama sekaligus saudagar besar. Karena itu, ia berani berpendapat bahwa haram hukumnya guru ngaji Al-Qur’an minta bayaran. Pendapat berbeda disampaikan oleh muridnya, Abu Yusuf bahwa yang paling berhak menerima bayaran adalah guru ngaji Qur’an.
“Kenapa ini bisa terjadi, karena Abu Hanifah sudah kaya, sedangkan muridnya miskin,” tegasnya.
Ia juga mencontohkan sufi yang juga kaya raya, yaitu Abu Hasan As-Syadzili, yang hidupnya berlimpah harta dan menjalani kehidupan yang baik.
Suatu saat, terdapat seorang tamu, yang berpendapat bahwa seorang sufi harus hidup sederhana, bahkan miskin, tetapi As-Syadzili menyampaikan pesan kepada guru orang tersebut “sampai kapan memikirkan dunia terus.”
Ketika pulang, pesan tersebut disampaikan kepada gurunya yang tinggal di Tunisia, dan mengakui ia masih memikirkan harta. “As-Syadzili meskipun kaya, tidak lagi memikirkan harta, sementara aku karena miskin, yang dipikirkan harta saja.”
Terkait dengan perekonomian Indonesia, Kiai Said prihatin dengan semakin melebarnya ketimpangan antara si kaya dan si miskin. Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang digembar-gemborkan pemerintah dan sudah dikucurkan lebih dari 80 trilyun ternyata belum menyentuh kelompok paling miskin, yang tidak memiliki agunan sebagai jaminan kredit. Ia meminta agar pemerintah membuat sebuah mekanisme agar kelompok tersebut memiliki akses permodalan. (mukafi niam)
Foto:
Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj dan Waketum PBNU H As'ad Said Ali mengunjungi salah satu stan Saudagar Fest 2013
Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj dan Waketum PBNU H As'ad Said Ali mengunjungi salah satu stan Saudagar Fest 2013
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah