Headlines News :
Home » » Kajian Bahtsul Masail Mulai Manfaatkan Teknologi Informasi

Kajian Bahtsul Masail Mulai Manfaatkan Teknologi Informasi

WONOSOBO - Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU) Kabupaten Wonosobo, melalui Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PCNU Kabupaten Wonosobo menggelar Bahtsul Masail, Sabtu (2/2). Kegiatan yang dilaksanakan  di Gedung PCNU ini dikonsep dengan cara penyajian yang berbeda. Sebab dalam pembahasan Bahtsul Masail kali ini dengan memanfaatkan Teknologi Informasi.

“Jika saat ini ada sebagian yang memandang NU itu kurang memahami Teknologi Informasi, maka sudah terbantahkan. Karena meskipun tradisional namun sudah mampu menguasai Teknologi Informasi. Buktinya dalam pemaparan Bahtsul Masail dengan memanfaatkan Teknologi Informasi,” ungkap Nurkholis Sekretaris PCNU kepada Wonosobo Ekspres, Sabtu (2/2).

Dengan menggunakan ITU, maka Kata Nurkholis, NU selalu mengikuti perkembangan zaman dan memenuhi tuntutan zaman. Selain itu, manfaatnya juga terasa lebih praktis dan simpel.

“Sudah beberapa kali kita gunakan Teknologi Informasi dalam pembahasab Bahtsul Masail dan ternyata lebih mudah dipahami dengan menggunakan Teknologi Informasi. Sebab sudah tidak perlu membawa kitab dari rumah kita sudah bisa memprogram sendiri,” jelasnya.

Disamping itu, kata Kholis Bahtsul Masail tersebut merupakan tradisi NU. Kegiatan itu memiliki banyak manfaat dan sisi positif. Yakni menambah wawasan dan pengetahuan peserta. Hasil dari Bahtsul Masail, kata Kholis bahkan ditunggu-tunggu masyarakat sebagai pegangan.

”Paling utama dalam memegang prinsip-prinsip kehidupan beragama,” tambahnya.

Selain itu, Kholis juga berharap, kegiatan ini selalu rutin dilaksanakan. Lebih-lebih sekarang Bahtsul Masail sering digelar.  “Seharusnya harus ditingkatkan lagi intensitasnya sehingga banyak hasil positif yang bisa didapat,” tuturnya,

Bahsul Masail kali ini membahas masalah menjadi imam dan makmum ketika berjamaah di Masjidil Haram. Bahtsul Masail tersebut dipimpin oleh mushohih Kiai Abdul Halim selaku Rais Syuriyah PCNU.

Ada beberapa pertanyaan yang diajukan mengenai bolehkan mengikuti jamaah bermadzhab Syafi’i  yang imamnya bermadzhab Hanafi ketika di Masjidil Haram.

“Apabila ketika melakukan shalat berjamaah di Masjidil Haram kemudian ada imamnya bermadzhab Hanafi dan jamaahnya bermazhab Syafi’i maka tetap diperbolehkan,” terangnya.

Sementara itu, Muhammad Arif Fahrurozi salah satu anggota Lajnah Bahtsul Masail mengaku, merasa senang dengan kegiatan Bahtsul Masaai yang menggunakan Teknologi Informasi. Sebab akan memermudah pemahaman dan sekaligus lebih efektif.

“Sebenarnya dengan menggunakan Teknologi Informasi manfaatnya sangat besar. Hanya saja jika disuruh memilih lebih menyukai menggunakan Kitab Kuning,” jelasnya.

Mengenai alasan memilih menggunakan kitab Kuning, Arif menjelaskan, jika kitab yang ada di dalam program Maktabah Samilah kitabnya ada beberapa yang masih kurang.

“Karena di dalam program Maktabah Samilah itu banyak sekali kesalahan. Namun, di dalam Kitab Kuning lebih aman,” terangnya. 

Sumber : NU Online
Share this article :

0 comments:

Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.

Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah

 
||
||
PCNU KOTA BALIKPAPAN - KALIMANTAN TIMUR © 2013-2014 | ALL RIGHT RESERVED
Supported : Madinatul Iman Media Group and Maskoli