... status madrasah di bawah pengelolaan Pengurus
Cabang Istimewa NU (PCINU) Arab Saudi ...
JAKARTA - Salah seorang ulama asal Mekah Arab Saudi Dr Syaikh Muhammad Ismail
berkunjung ke kantor PBNU di Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Kamis
(28/3) sore. Bersama rombongan, Syaikh Muhammad membahas masa depan
lembaga pendidikan NU di Mekah.
Hadir dalam kesempatan ini Sekjen PBNU H Marsudi Syuhud, Wasekjen PBNU yang membidangi pendidikan Masduki Baidlawi dan Hanif Saha Ghofur, serta Ketua PP LP Ma’arif NU HZ Arifin Junaidi dan segenap pengurus pusat LP Ma’arif NU.
Syaikh Muhammad menegaskan, kunjungannya untuk kepentingan pendidikan, bukan politik. ”Kalaupun saya nanti ke pesantren-pesantren maka itu silaturahim biasa, menyangkut pendidikan, akhlak, dan cara-cara berdakwah yang baik,” ujarnya.
Masduki menjelaskan, tahun 2000 lalu dia bersama KH Hasyim Muzadi, KH Abdullah Faqih, dan sejumlah kiai lainnya datang ke pesantren Syaikh Muhammad dan mendirikan madrasah NU di Mekah. Kini sekolah swasta untuk tingkat TK hingga SMA ini mengalami sedikit hambatan.
”Sekarang pemerintah Arab Saudi sedang menerapkan persyarakatan yang sangat ketat, menyangkut keamanan, pelayanan publik, perizinan, dan lain-lain. Kehadiran Syaikh di sini dalam rangka ingin membantu kami mengatasi masalah ini,” katanya.
Masduki menambahkan, di sana status madrasah di bawah pengelolaan Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Arab Saudi itu disarankan KBRI menjadi sekolah negeri. Namun, PCINU setempat mengajukan syarat akan tetap mempertahankan karakter dan sejarah ke-NU-an lembaga pendidikan ini.
”Jika tidak, mereka tidak setuju, dan mau dikelola sendiri oleh PCINU. Untuk bantuan kepada kan sudah menjadi kewajiban negara (Arab) kepada pendidikan dasar. Meski swasta NU tetap menuntut untuk mendapatkan hak-haknya karena tak ada perbedaan antara negeri dan swasta,” paparnya.
Kepada Syaikh Muhammad, Marsudi menjelaskan profil singkat NU dan lembaga pendidikannya, termasuk pesantren. Menurut dia, lembaga pendidikan NU di Indonesia sangat besar dan semuanya turut serta mengembangkan ajaran Ahlussunnah Waljamaah.
Hadir dalam kesempatan ini Sekjen PBNU H Marsudi Syuhud, Wasekjen PBNU yang membidangi pendidikan Masduki Baidlawi dan Hanif Saha Ghofur, serta Ketua PP LP Ma’arif NU HZ Arifin Junaidi dan segenap pengurus pusat LP Ma’arif NU.
Syaikh Muhammad menegaskan, kunjungannya untuk kepentingan pendidikan, bukan politik. ”Kalaupun saya nanti ke pesantren-pesantren maka itu silaturahim biasa, menyangkut pendidikan, akhlak, dan cara-cara berdakwah yang baik,” ujarnya.
Masduki menjelaskan, tahun 2000 lalu dia bersama KH Hasyim Muzadi, KH Abdullah Faqih, dan sejumlah kiai lainnya datang ke pesantren Syaikh Muhammad dan mendirikan madrasah NU di Mekah. Kini sekolah swasta untuk tingkat TK hingga SMA ini mengalami sedikit hambatan.
”Sekarang pemerintah Arab Saudi sedang menerapkan persyarakatan yang sangat ketat, menyangkut keamanan, pelayanan publik, perizinan, dan lain-lain. Kehadiran Syaikh di sini dalam rangka ingin membantu kami mengatasi masalah ini,” katanya.
Masduki menambahkan, di sana status madrasah di bawah pengelolaan Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Arab Saudi itu disarankan KBRI menjadi sekolah negeri. Namun, PCINU setempat mengajukan syarat akan tetap mempertahankan karakter dan sejarah ke-NU-an lembaga pendidikan ini.
”Jika tidak, mereka tidak setuju, dan mau dikelola sendiri oleh PCINU. Untuk bantuan kepada kan sudah menjadi kewajiban negara (Arab) kepada pendidikan dasar. Meski swasta NU tetap menuntut untuk mendapatkan hak-haknya karena tak ada perbedaan antara negeri dan swasta,” paparnya.
Kepada Syaikh Muhammad, Marsudi menjelaskan profil singkat NU dan lembaga pendidikannya, termasuk pesantren. Menurut dia, lembaga pendidikan NU di Indonesia sangat besar dan semuanya turut serta mengembangkan ajaran Ahlussunnah Waljamaah.
Sumber : NU Online
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah