JAKARTA - Sebgai langkah pemakmuran masjid, Lembaga Ta’mir Masjid Nahdatul
Ulama (LTMNU) bersama PT Bakrie Telecom, Tbk (BTel), penyedia layanan
telekomunikasi Esia, sepakat akan mengoptimalkan fungsi menara masjid
sebagai perangkat penunjang jaringan telekomunikasi BTS (Base
Transceiver Station).
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dilakukan Ketua Pengurus Pusat LTMNU KH A Abdul Manan A Ghani, Direktur Utama BTel Jastiro Abi, dan Direktur Complience & Risk Management BTel Harya Mitra Hidayat di kantor PBNU, Jakarta, Senin (15/7). Turut menyaksikan Wakil Ketua Umum PBNU H As’ad Said Ali serta jajaran pengurus LTMNU dan BTel.
Menurut Manan, BTS bisa dipasang di menara masjid yang sudah ada atau tower BTS didirikan baru dengan struktur bangunan menyerupai menara masjid. Langkah ini dinilai akan meningkatkan kemakmuran masjid karena akan mendapatkan dana hasil sewa BTS dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masjid.
“Kita tidak menginginkan masjid-masjid di Indonesia hanya berupa gedung megah dan indah tapi tidak maksimal penggunaannya,” katanya.
Pada kesepakatan tahap awal ini, jaringan BTS akan disebarluaskan di wilayah layanan Bakrie Telecom, yakni sebanyak 50 titik di Jabodetabek dan lainnya. Selain menguntungkan masjid, BTS dianggap akan mempermudah akses internet bagi santri dan masyarakat di sekitar masjid melalui jaringan Esia Max-D..
Pihak Bakrie Telcom menyatakan bahwa masjid juga menjadi bidang yang menjadi perhatian selama ini. "Tentu saja kami tak sekedar berbisnis, karena justru dengan kerjasama ini, Bakrie Telecom memberikan infaq yang lebih besar untuk kemaslahatan umat melalui optimalisasi penggunaan menara masjid," ujar Justiro Abi lewat keterangan tertulis.
Adanya kerjasama ini juga didukung dengan peluncuran paket khusus Esia Bintang 9 yang diperuntukkan khusus untuk santri, jamaah, dan anggota NU di seluruh Indonesia.
Dalam kesempatan itu, As’ad menjelaskan bahwa NU sangat terbuka dengan hadirnya teknologi. Bagi NU yang terpenting adalah kandungan dan penggunaannya karena teknologi selalu mengandung dampak positif dan negatif.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dilakukan Ketua Pengurus Pusat LTMNU KH A Abdul Manan A Ghani, Direktur Utama BTel Jastiro Abi, dan Direktur Complience & Risk Management BTel Harya Mitra Hidayat di kantor PBNU, Jakarta, Senin (15/7). Turut menyaksikan Wakil Ketua Umum PBNU H As’ad Said Ali serta jajaran pengurus LTMNU dan BTel.
Menurut Manan, BTS bisa dipasang di menara masjid yang sudah ada atau tower BTS didirikan baru dengan struktur bangunan menyerupai menara masjid. Langkah ini dinilai akan meningkatkan kemakmuran masjid karena akan mendapatkan dana hasil sewa BTS dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masjid.
“Kita tidak menginginkan masjid-masjid di Indonesia hanya berupa gedung megah dan indah tapi tidak maksimal penggunaannya,” katanya.
Pada kesepakatan tahap awal ini, jaringan BTS akan disebarluaskan di wilayah layanan Bakrie Telecom, yakni sebanyak 50 titik di Jabodetabek dan lainnya. Selain menguntungkan masjid, BTS dianggap akan mempermudah akses internet bagi santri dan masyarakat di sekitar masjid melalui jaringan Esia Max-D..
Pihak Bakrie Telcom menyatakan bahwa masjid juga menjadi bidang yang menjadi perhatian selama ini. "Tentu saja kami tak sekedar berbisnis, karena justru dengan kerjasama ini, Bakrie Telecom memberikan infaq yang lebih besar untuk kemaslahatan umat melalui optimalisasi penggunaan menara masjid," ujar Justiro Abi lewat keterangan tertulis.
Adanya kerjasama ini juga didukung dengan peluncuran paket khusus Esia Bintang 9 yang diperuntukkan khusus untuk santri, jamaah, dan anggota NU di seluruh Indonesia.
Dalam kesempatan itu, As’ad menjelaskan bahwa NU sangat terbuka dengan hadirnya teknologi. Bagi NU yang terpenting adalah kandungan dan penggunaannya karena teknologi selalu mengandung dampak positif dan negatif.
Penulis: Mahbib Khoiron
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah