JAKARTA - Usai mengunjungi sejumlah tempat penting di Jawa Timur dan Yogyakarta,
rombongan 13 delegasi ulama Afganistan kembali ke Jakarta untuk mengenal
lebih jauh tentang Masjid Istiqlal, dan beberapa lokasi lain di ibu
kota, Jumat (20/9).
Dalam kunjungan ke Masjid Istiqlal, mereka disambut Sekretaris Badan Pengelola Pelaksana Masjid Istiqlal H Subandi dan dijelaskan mengenai profil, filosofi struktur bangunan, dan perangkat yang ada di masjid nasional ini, termasuk kentongan dan beduk.
Selain menerangkan kentongan dan beduk sebagai kekayaan budaya khas Indonesia untuk menandai tibanya waktu shalat, Subandi juga memperagakan bunyi kedua alat tersebut dengan gaya memukul sebagaimana biasanya. Ulama Afganistan pun mencoba ikut memperagakannya.
Subandi juga mengajak rombongan ulama Afganistan mengelilingi sejumlah ruangan masjid, tak terkecuali unit pendidikan dasar yang dikelola Masjid Istiqlal. Setelah melakukan dialog, para pengikut mazhab Imam Hanafi ini mengikuti sembahyang Juma’at di Masjid Istiqlal.
Ke-13 tokoh agama yang sedang mengupayakan perdamaian di Afganistan ini berkunjung sejak Ahad sepekan lalu. Kegiatan ini merupakan lawatan balik sesudah tim dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) datang ke Afganistan pada Juli lalu dalam rangka memfasilitasi penyelesaian konflik.
Ketua tim delegasi, Dr Fazal Ghani, mengaku sangat senang mengenal khazanah kebudayaan Islam Nusantara. “Kami akan bawa pengalaman beragama bersama NU ini ke negara kami,” ujarnya.
Pada kunjungan kali ini, rombongan ulama Afganistan didampingi Ketua Pengurus Pusat Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah NU (Lazisnu), dan tiga wasekjen PBNU Abdul Mun'im DZ, Encheng Shobirin, dan Adnan Anwar.
Dari Masjid Istiqlal, para delegasi ini mengikuti acara penutupan bersama PBNU di kantor PBNU, Jakarta, Jumat malam. Turut hadir dalam forum ini Waketum PBNU H As'ad Said Ali, Rais Syuriyah PBNU KH Saifuddin Amtsir, dan sejumlah pengurus PBNU lainnya. (Mahbib Khoiron)
Dalam kunjungan ke Masjid Istiqlal, mereka disambut Sekretaris Badan Pengelola Pelaksana Masjid Istiqlal H Subandi dan dijelaskan mengenai profil, filosofi struktur bangunan, dan perangkat yang ada di masjid nasional ini, termasuk kentongan dan beduk.
Selain menerangkan kentongan dan beduk sebagai kekayaan budaya khas Indonesia untuk menandai tibanya waktu shalat, Subandi juga memperagakan bunyi kedua alat tersebut dengan gaya memukul sebagaimana biasanya. Ulama Afganistan pun mencoba ikut memperagakannya.
Subandi juga mengajak rombongan ulama Afganistan mengelilingi sejumlah ruangan masjid, tak terkecuali unit pendidikan dasar yang dikelola Masjid Istiqlal. Setelah melakukan dialog, para pengikut mazhab Imam Hanafi ini mengikuti sembahyang Juma’at di Masjid Istiqlal.
Ke-13 tokoh agama yang sedang mengupayakan perdamaian di Afganistan ini berkunjung sejak Ahad sepekan lalu. Kegiatan ini merupakan lawatan balik sesudah tim dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) datang ke Afganistan pada Juli lalu dalam rangka memfasilitasi penyelesaian konflik.
Ketua tim delegasi, Dr Fazal Ghani, mengaku sangat senang mengenal khazanah kebudayaan Islam Nusantara. “Kami akan bawa pengalaman beragama bersama NU ini ke negara kami,” ujarnya.
Pada kunjungan kali ini, rombongan ulama Afganistan didampingi Ketua Pengurus Pusat Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah NU (Lazisnu), dan tiga wasekjen PBNU Abdul Mun'im DZ, Encheng Shobirin, dan Adnan Anwar.
Dari Masjid Istiqlal, para delegasi ini mengikuti acara penutupan bersama PBNU di kantor PBNU, Jakarta, Jumat malam. Turut hadir dalam forum ini Waketum PBNU H As'ad Said Ali, Rais Syuriyah PBNU KH Saifuddin Amtsir, dan sejumlah pengurus PBNU lainnya. (Mahbib Khoiron)
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah