Headlines News :
Home » » NU Malang: Miss World Tak Cocok dengan Budaya Indonesia

NU Malang: Miss World Tak Cocok dengan Budaya Indonesia

MALANG - Ketua Pengurus Cabang NU Kota Malang KH Marzuki Mustamar memberikan pendapatnya tentang rencana diselenggarakannya ajang pemilihan ratu dunia atau Miss World 2013 di Bali, 28 September mendatang. 

Menurut kiai yang saat ini terpilih sebagai wakil katib Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur ini, ada nilai Indonesia yang tidak sesuai dengan perhelatan Miss World. “Kontes Ratu Kecantikan semacam itu tidak pas untuk diselenggarakan dalam negara seperti Indonesia. Bukan hanya tidak cocok secara agama, melainkan juga secara budaya,” katanya, Selasa, (3/9).

Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Malang ini menambahkan bahwa tidak ada alasan untuk membenarkan dilaksanakannya acara seperti ini. “Jika alasan mereka adalah bahwa perempuan jawa jaman dahulu mandi di kali hanya kembenan saja itu tidak pas,” imbuhnya.

“Kalau orang yang mandi di kali itu kan tidak ada niatan untuk mempertontonkan. Itu berjalan secara alamiah saja kan? Dan secara umum tidak menarik syahwat. Sedangkan kontes ratu kecantikan kan memang sengaja dipoles untuk diperlihatkan auratnya pada umum,” jelasnya.

Kiai Marzuki mengaku secara pribadi setuju dengan lomba apa saja, asal tidak menitikberatkan pada kemolekan tubuh seseorang. Apalagi dengan menampakkan aurat, seperti Missworld. Ia mengatakan jika saja diadakan lomba Perempuan Sholihah, dengan menilai kemampuan intelektualnya, dan keagungan moral dan perannya dalam masyarakat, menurutnya itu sangat bermanfaat.

“Boleh saja ada berbagai lomba untuk kaum perempuan, tapi jangan mengandalkan cantiknya saja. Apalagi mengumbar aurat di depan umum. Apa gunanya cantik kalau goblok. Lebih baik diadakan saja lomba perempuan sakinah. Nanti kan bisa direkrut sebagai menteri pemberdayaan perempuan, ketua muslimat atau yang lain-lain,” terangnya.

Sedangkan ditanya mengenai apa langkah-langkah yang sudah dilakukan Nahdlatul Ulama Kota Malang, kiai yang mempunyai sekitar 300-an santri mahasiswa ini menjelaskan bahwa rata-rata kiai di Malang telah memberikan pengarahan dan peringatan kepada ummat akan bahaya tontonan seperti itu.

“Selama ini, Ulama NU kan lebih menenkankan pada menjaga ummat. Dan tidak suka bergerak secara organiasasi, melainkan perseorangan. Untuk menghindari konflik yang lebih meluas. Gaya amar ma’ruf NU kan seperti itu,”  terang kiai kelahiran Blitar ini.

Lebih jauh kiai Marzuki menghimbau agar masyarakat NU semakin giat untuk mengaji ‘Islam yang wajar’. Dan lebih banyak mengisi waktu luang dengan kegiatan amaliah yang dilestarikan oleh Nahdlatul Ulama. (Ahmad Nur Kholis/Mahbib)
Share this article :

0 comments:

Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.

Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah

 
||
||
PCNU KOTA BALIKPAPAN - KALIMANTAN TIMUR © 2013-2014 | ALL RIGHT RESERVED
Supported : Madinatul Iman Media Group and Maskoli