YOGYAKARTA - Para da'i muda Nahdlatul Ulama dari Pesantren Krapyak mendapatkan arahan
dari KH. Henry Sutopo. Kiai yang pernah dibimbing KH Ali Maksum
tersebut terus berdakwah bagi masyarakat, tak hanya kepada kalangan
Nahdliyyin, tetapi juga kepada semua pihak.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Masjid Kodama Krapyak, Yogyakarta, pada senin 7 Oktober. Sebelumnya, para santri mengikuti mujahadah yang dibimbing oleh Gus Haidar Muhaimin, salah satu pengasuh pondok pesantren Almunawir Krapyak.
Pada kesempatan itu KH. Henry Sutopo menjelaskan tentang kualitas para ustadz modern yang masih harus dipertanyakan. Sering sekali mereka menyampaikan bahwa apa yang dilakukan kita harus selalu sesuai dengan yang dilakukan Rasulallah saw. Sayangnya mereka mengatakannya tidak disertai bukti atau hanya latah belaka.
"Para ustadz modern sering menyampaikan tahlilan, dziba'an, tidak ada di zaman Rasul, mujahadah tidak ada di zaman rasul dan lainnya. Latah ini tidak usah dipikirkan terlalu dalam, kalau kita bertemu dengan ustadz seperti itu tinggal bilang saja 'Emange njenengan pernah hidup di zaman rasul?' begitu saja koq repot." Jelasnya kepada para da'i muda NU.
"Ya, sekali-kali kita negur mereka dengan pertanyaan 'Hp tidak ada di zaman Rasul, laptop juga tidak ada di zaman Rasul, bahkan seluruh kendaraan bermotor tidak ada di zaman Rasul. Lha berarti apakah anda juga berbuat bid'ah?" lanjutnya.
Penjelasan dari KH. Henry Sutopo membuat para da'i muda NU dari pesantren Krapyak lebih semangat dan mantap dalam berdakwah. Menghadapi tantangan semacam itu memang tidak boleh dengan kepala panas, namun dengan pikiran yang sejuk. Latah yang sering diucapkan para ustadz modern mudah dipatahkan dengan pertanyaan yang mereka pun tidak bisa menjawabnya. (Muyassaroh Hafidzoh/Abdullah Alawi)
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Masjid Kodama Krapyak, Yogyakarta, pada senin 7 Oktober. Sebelumnya, para santri mengikuti mujahadah yang dibimbing oleh Gus Haidar Muhaimin, salah satu pengasuh pondok pesantren Almunawir Krapyak.
Pada kesempatan itu KH. Henry Sutopo menjelaskan tentang kualitas para ustadz modern yang masih harus dipertanyakan. Sering sekali mereka menyampaikan bahwa apa yang dilakukan kita harus selalu sesuai dengan yang dilakukan Rasulallah saw. Sayangnya mereka mengatakannya tidak disertai bukti atau hanya latah belaka.
"Para ustadz modern sering menyampaikan tahlilan, dziba'an, tidak ada di zaman Rasul, mujahadah tidak ada di zaman rasul dan lainnya. Latah ini tidak usah dipikirkan terlalu dalam, kalau kita bertemu dengan ustadz seperti itu tinggal bilang saja 'Emange njenengan pernah hidup di zaman rasul?' begitu saja koq repot." Jelasnya kepada para da'i muda NU.
"Ya, sekali-kali kita negur mereka dengan pertanyaan 'Hp tidak ada di zaman Rasul, laptop juga tidak ada di zaman Rasul, bahkan seluruh kendaraan bermotor tidak ada di zaman Rasul. Lha berarti apakah anda juga berbuat bid'ah?" lanjutnya.
Penjelasan dari KH. Henry Sutopo membuat para da'i muda NU dari pesantren Krapyak lebih semangat dan mantap dalam berdakwah. Menghadapi tantangan semacam itu memang tidak boleh dengan kepala panas, namun dengan pikiran yang sejuk. Latah yang sering diucapkan para ustadz modern mudah dipatahkan dengan pertanyaan yang mereka pun tidak bisa menjawabnya. (Muyassaroh Hafidzoh/Abdullah Alawi)
0 comments:
Tulis komentar dengan menggunakan kata-kata yang baik, jaga sopan-santun dan sertakan Identitas secara jujur.
Terima kasih atas pengertian Anda ! Junjung tinggi Akhlaqul Karimah